Bengkulu, elaeis.co - Mahalnya harga pupuk membuat sejumlah petani kelapa sawit di Bengkulu kesulitan merawat tanamannya. Sebagai jalan keluar, anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Sujono, meminta petani sawit memanfaatkan abu sekam padi sebagai pengganti pupuk kimia.

Dia mengaku terus memperjuangkan aspirasi petani kelapa sawit di Bengkulu terkait harga pupuk kimia non subsidi lewat lembaga legislatif.

"Kami telah menyampaikan semua keluh kesah petani ke pemerintah pusat, kita sama-sama berharap masalah pupuk ini bisa diselesaikan," kata Sujono, kemarin.

Sebelum solusi yang diharapkan itu datang, dia meminta petani sawit mencoba berbagai alternatif pupuk bagi tanamannya. "Abu sekam padi juga bagus, petani di Bengkulu bisa mencobanya," ujar alumni Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ini.

Menurutnya, banyak sekam padi dibuang begitu saja oleh pemilik mesin penggilingan padi. Padahal bisa dibakar hingga menjadi abu dan dimanfaatkan menjadi pupuk organik.

"Sekam padi gampang ditemukan di Bengkulu dan bisa dimintan secara cuma-cuma kepada pemilik mesin penggilingan padi, tapi ini belum dimanfaatkan oleh petani kelapa sawit," tuturnya.

Selain persediaan yang cukup banyak dan gratis, pengolahannya juga sangat mudah. Tinggal dibakar hingga menjadi abu, lalu ditabur di sekitar tanaman kelapa sawit. "Ini benar-benar murah meriah," ujarnya.

Terkait kandungannya, menurutnya, banyak penelitian menunjukkan bahwa abu sekam padi dapat digunakan untuk mengikat unsur-unsur nitrogen (N), Phosphor (P), dan Kalium (K).

"Petani tidak perlu meragukan unsur yang ada di dalam abu ini. Kandungan abu sekam padi tidak kalah dengan abu jangkos sawit. Itu artinya abu sekam padi khasiatnya sama seperti pupuk KCL juga," tutupnya.