Jakarta, elaeis.co - Untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat, pemerintah telah melaksanakan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Dalam kurun waktu 2017-2023, luas kebun sawit rakyat yang telah diremajakan mencapai 306 ribu hektar.

Kebun tersebut dikelola 134 ribu petani. Total dana PSR yang disalurkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp 8,5 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, ada arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan jumlah replanting atau peremajaan kelapa sawit hingga dua kali lipat.

“Ini belum cukup. Arahan Bapak Presiden, ditambah 300 ribu petani lagi,” kata Menko Perekononian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Kamis (7/12).

Replanting adalah salah satu upaya untuk mempertahankan produksi kelapa sawit di Indonesia. Saat ini banyak perkebunan sawit rakyat berumur sudah tua, yakni di atas 25 tahun. Ada juga yang produktivitas rendah yakni di bawah 10 ton tandan buah segar (TBS) per hektar per tahun.

"Petani rakyat mengelola 6,2 juta hektar, rata-rata produktivitas 2,6-3 ton per hektare," katanya.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mendorong produksi sawit antara lain melalui Program Sarana Prasarana (sarpras). Bantuan yang diberikan berupa pemberian benih, pupuk, pestisida, dan mesin pertanian.

Dari sisi peningkatan sumber daya manusia (SDM) pekebun sawit, pemerintah juga telah memberikan bantuan program pendidikan dan pelatihan dengan jumlah penerima selama tahun 2023 mencapai lebih dari 7.000 orang dengan total dana Rp 127 miliar.

“Pemerintah terus mendorong industri sawit ini. Dan saat ini nilai ekspor sawit merupakan andalan Indonesia, nilainya USD29,66 miliar di tahun 2022. Ini adalah ekspor terbesar bersama dengan nikel,” ungkapnya.