Kalbar, elaeis.co - Sawit berkelanjutan setakat ini menjadi salah satu fokus Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat (Kalbar). Bahkan Pemprov Kalbar juga komitmen mengawal berbagai program untuk mensukseskan sawit berkelanjutan tersebut.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalbar M. Munsif menjelaskan, untuk mensukseskan target tersebut, pemerintah akan mengambil langkah penting dimana sawit berkelanjutan tertuang dalam mandatori pemerintah dengan dasar hukum Peraturan Presiden Nomor 44 tahun 2020.

"Kita akan buktikan bahwa komoditi ini dikelola secara berkelanjutan. Dimana Kalbar memiliki luas perkebunan sawit sampai 3,2 juta hektare dan produksi 6 juta ton pertahun," ujarnya kepada elaeis.co, Jumat (9/12).

Bukan hanya dari aspek ekonomi, keberlanjutan kelapa sawit juga akan ditilik dari dampak aspek sosial, lingkungan. Tentu bertujuan untuk mensejahterakan petani tanpa terjadi konflik.

"Kendati begitu kita akan kawal keberlanjutan itu sesuai target pemerintah dimana yakni turunnya emisi pada 2030 mendatang. Sebab kontribusi dari sektor yang bisa menyumbang emisi itu adalah tentu sektor kehutanan, perkebunan dan penggunaan lahan lain-lain," terangnya.

Kendati begitu, menurutnya, pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Kalbar harus memperhatikan prinsip lingkungan. Seperti meningkatkan cadangan karbon, mengurangi emisi lewat pengelolaan kebun sesuai dengan  Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) atau Roundtable On Sustainable Palm Oil (RSPO).

"Kita berharap komitmen kita mendapat dukungan dari berbagai pihak. Baik dari kalangan perguruan tinggi, masyarakat dan sebagainya," tandasnya.