Bengkulu, elaeis.co - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Bengkulu Bando Amin menilai, program peremajaan sawit rakyat (PSR) merupakan bagian dari untuk meningkatkan perekonomian petani.

Pasalnya, tujuan utama PSR mengganti tanaman sawit yang tidak produktif lagi menggunakan benih baru yang bersertifikat.

"Pada dasarnya, tujuan program PSR ini untuk meningkatkan ekonomi petani. Sebab, selain menggunakan benih bersertifikat, juga untuk memperbaiki tata kelola yang baik sesuai dengan good agruculture practices (GAP)," kata Bando kepada elaeis.co, kemarin.

Untuk itu Bando mendorong agar petani tidak malas untuk mengikuti program tersebut. Sebab, dari total luas perkebunan kelapa sawit di Bengkulu yang mencapai 400 ribu hektare, 60 persen di antaranya belum diremajakan. 

"Memang, untuk mendorong kelancaran PSR di Bengkulu, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada berbagai kendala yang dihadapi, seperti kejelasan lahan petani, serta sertifikat lahan yang sudah tergadai di bank," kata dia.

"Belum lagi kalau sempat harga sawit tinggi, sudah pasti petani enggan mengganti tanamannya," ujarnya 

Agar program ini cepat terealisasi, pemerintah pusat juga mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 3/tahun 2022, dimana setiap dinas kabupaten bisa melaporkan langsung ke BPDPKS untuk dilakukan peremajaan. 

Tidak hanya itu, untuk mempercepat realisasi program ini juga dibuatkan jalur pengusulan baru yaitu kemitraan. Artinya kelembagaan pekebun yang melakukan kemitraan dengan perusahaan perkebunan, bisa langsung mengusulkan kepada BPDPKS tanpa lewat dinas. 

"Saat ini aturan rinci pengajuan jalur kemitraan sedang dirancang lewat Peraturan Dirut BPDPKS. Semua upaya ini dilakukan agar program itu semakin banyak menjangkau pekebun," ujarnya.