Singkil, elaeis.co - Dalam waktu yang tidak lama lagi, Kabupaten Singkil, Provinsi Aceh, bakal memiliki peraturan bupati tentang rancangan aksi daerah kelapa saeit berkelanjutan (RAD KSB).

Hal itu ditandai dengan tuntasnya draf RAD KSB yang dibuat oleh tim penyusun dan telah disosialisasikan dan dikonsultasikan ke masyarakat di Aula Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Singkil, Selasa (16/7/2024).

Kegiatan konsultasi tersebut, seperti informasi yang diterima elaeis.co, Rabu (17/7/2024), diresmikan langsung oleh Faisal selaku Asisten ll Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Singkil.

Baca juga: Aparat Turun Tangan, Begini Nasib Kebun Sawit Milik Rakyat di Kawasan SM Rawa Singkil

Berbagai pihak terkait turut menghadiri konsultasi tersebut, termasuk dari kalangan aktivis NGO seperti WCS IP,  Yayasan Cacing Tanah atau Earthworm Foundation, Swiss Contact.

Lalu para aktivis dari Yayasan Penyeimbang Bumi atau Earthquilizer Foundation, dan dari Yayasan Ekosistem Lestari (YEL).

Dari unsur perusahaan dan petani sawit juga turut hadir seperti dari Apical Gorup, PT Koltiva, PT Musim Mas, Aguswanda Manik selaku Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Singkil, dan para pengurus APKASINDO Perjuangan Singkil.

Sebanyak 4 orang tenaga ahli yang turut dalam pembahasan draf RAD itu ikut hadir. Mereka adalah Tenaga ahli yaitu dr Ir Asri Gani M.Eng, dr Irfan Zikri SP MA, Prof dr Saiful SSi M.Si PhD, dan Muhammad Rusdi SP MSi PhD.

Baca juga: Perusahaan Sawit Diajak Gunakan Kembali Pelabuhan di Singkil untuk Pengapalan CPO

Dalam acara itu, Faisal sangat mengapresiasi dan berbangga atas usaha dan kerja keras dari para tim penyusunan draf RAD KSB yang telah diselesaikan dan dikonsultasikan ke publik.

"Insya Allah nanti akan segera kita perbup-kan, dan akan menjadi acuan pelaksanaan program pemerintah untuk 3 tahun ke depan," ungkap Faisal.

Ia mengatakan, penyusunan draf RAD KSB ini menunjukan kalau perkebunan kelapa sawit menjadi satu dari enpat potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Singkil.

"Tiga potensi laonnya adalah pariwisata, perikananan, serta pertanian nonperkebunan," tegas Faisal.