Rengat, elaeis.co - Pengguna jalan di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, kerap mengeluhkan aktivitas truk pengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Pasalnya, muatan sawit rata-rata tidak diberi jaring pengaman sehingga bisa membahayakan kendaraan lain ketika berpapasan atau berada di belakangnya. 

Pengalaman seperti itu dirasakan Hendri, warga Rengat, saat melintas di Jalan Lintas Selatan tepatnya Simpang Blok E, Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida, menuju Kecamatan Batang Cenaku. Beberapa tandan sawit jatuh dari bak sebuah truk dan berserak di tengah jalan.

Menurutnya, instansi terkait seyogyanya menegur pemilik kendaraan pengangkut atau pengurus koperasi unit desa (KUD) selaku pemilik TBS sebelum jatuh korban. 

"Supir truk juga harus memperhatikan keamanan muatan, pasang jaring pengaman supaya sawit yang diangkut ke pabrik tidak jatuh ke badan jalan yang bisa membahayakan pengguna jalan lainnya," katanya.

Kejadian TBS jatuh, katanya, sering ditemui ketika melintas di Jalan Lintas Selatan. "Ini terjadi kurangnya pencegahan," tukasnya.

"Sebenarnya pemilik kelapa sawit juga rugi. Kalau beberapa janjang saja jatuh dan tidak diambil atau tak diketahui supir, maka timbangan sawit tentu mengalami penyusutan," tambahnya.

Menurut lelaki 35 tahun itu, faktor lain penyebab seringnya muatan TBS jatuh dari atas truk adalah jalan yang rusak di beberapa titik.

"Muatan TBS yang telah disusun rapi akan terguncang. Kalau tidak diberi pengaman, muatan akan jatuh saat truk miring. Tentu ini sangat membahayakan pengendara lain, terutama sepeda motor," tuturnya.

"Saya selalu ketar ketir kalau berpapasan atau membuntuti truk pengangkut TBS kelapa sawit. Habislah kalau TBS menimpa kepala," pungkasnya.