Jakarta, Elaeis.co - Bagusnya kinerja ekspor menjadi salah satu penopang perbaikan ekonomi Indonesia tahun ini. Peningkatan ekspor didorong oleh tingginya harga komoditas andalan Indonesia dan juga masih tingginya permintaan dari negara-negara mitra dagang. 

Meski begitu, Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengingatkan, Indonesia tak boleh terlena akan hal ini. 

“Kita harus berhati-hati dengan kenaikan ekspor meski ini membantu proses pemulihan ekonomi Indonesia. Pasalnya, kenaikan harga komoditas tahun depan bisa saja tidak sebanyak tahun ini sehingga bisa mempengaruhi kinerja ekspor ke depan,” katanya, dikutip Kontan.co.id.

Lonjakan kinerja ekspor Indonesia saat pandemi ditopang oleh ekspor komoditas unggulan, seperti kelapa sawit, nikel, besi dan baja, barang mentah, serta bahan bakar mineral. Kenaikan harga komoditas tersebut bahkan ada yang mencapai 70% yoy.

Yose tak yakin harga komoditas yang sama akan naik tinggi lagi di tahun 2022 karena akan ada normalisasi harga. 

“Peningkatan ekspor karena kenaikan harga ini bisa jadi tidak berkelanjutan, apalagi kita harus berhadapan juga dengan isu pasokan,” sebutnya. 

Yose juga mengingatkan soal kekurangan kontainer atau peti kemas di banyak pelabuhan. Padahal, barang-barang non komoditas seperti produk manufaktur membutuhkan kontainer untuk pengiriman.

Persoalan ini, menurutnya, harus diatasi di tingkat global dengan kerja sama yang lebih besar di tingkat internasional.