Yogyakarta, elaeis.co – Limbah tandan kosong (tankos) sawit yang selama ini hanya menjadi beban lingkungan, kini disulap menjadi bahan baku gypsum ramah lingkungan. Terobosan ini lahir dari tangan dingin dua akademisi brilian dari Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta, Kuni Faizah SSi MSc dan Dina Mardhatillah STp MSi.

Lewat inovasi berbasis biomassa ini, mereka berhasil mengembangkan porous agent alami dari tankos sawit, yang membuat gypsum berpori tanpa bahan kimia berbahaya. Dan hebatnya lagi, inovasi ini sudah resmi mendapatkan paten dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kemenkumham RI.

Di Indonesia, limbah tankos menumpuk dalam jumlah besar dan seringkali tidak dimanfaatkan optimal. Tapi berkat inovasi dosen INSTIPER, tankos kini memiliki nilai ekonomis tinggi karena mampu menghasilkan asap cair yang mengandung senyawa volatil organik seperti asam asetat dan fenol.

“Senyawa inilah yang memegang peran penting sebagai porous agent alami. Ketika asap cair dicampur dalam bahan gypsum basah, senyawa volatilnya akan menguap dan menciptakan gelembung-gelembung kecil yang kemudian mengeras menjadi pori,” jelas Kuni Faizah dalam keterangan yang dikutip Sabtu (12/7).

Dengan proses fisik murni tanpa reaksi kimia sintetis, gypsum yang dihasilkan menjadi lebih ringan, efisien, dan tentu saja ramah lingkungan.

Paten resmi yang telah dikantongi menjadi bekal kuat untuk mengembangkan riset ini ke tahap hilirisasi industri. INSTIPER berencana menjalin kemitraan dengan pelaku usaha bahan bangunan, terutama produsen gypsum yang kini mulai beralih ke bahan eco-friendly.