https://www.elaeis.co

Berita / Iptek /

Grant Riset Sawit BPDPKS

Selamat Datang di eNose-G gen 3

Selamat Datang di eNose-G gen 3

Fery Harianja, seorang praktisi yang sedang mencari tahu kondisi tanaman kelapa sawit yang berpotensi terserang ganoderma. foto: dok. pribadi


Belakangan, banyak petani ketar-ketir mendengar nama penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh patogen Ganoderma sp ini. 

Sebab kalau tanaman sudah terserang, alamat 'kapal akan karam' alias tanaman tidak terselamatkan. Begitulah ganasnya penyakit ini. 

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) pun mencoba menemukan alat pendeteksi dini penyakit ini. Sebab bagi lembaga penelitian kelapa sawit milik negara ini, semakin dini penyakit itu terdeteksi, semakin gampang untuk diobati.  

Adalah Dr Happy Widiastuti yang memimpin kawan- kawannya untuk melakukan penelitian. Hasil penelitian ini kemudian dibukukan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa sawit (BPDPKS) pada tahun lalu. BPDPKS sendiri yang membiayai penelitian berlanjut itu.

Dibilang berlanjut lantaran riset kali ini adalah riset tahun ketiga yang bertujuan memvalidasi electronic nose tipe eNose-G generasi 3. Ini menjadi tahapan untuk komersialisasinya. 
 
Sebab berdasarkan hasil uji di lapang, eNose-G gen 3 telah bisa membedakan sampel terinfeksi dini dan sehat dengan akurasi, spesifitas dan sensitivitas di atas 80%. 

Dalam paparan singkat yang telah dibukukan itu, Happy cerita bahwa deteksi infeksi Ganoderma sp. sudah banyak dikembangkan orang. Baik secara visual maupun menggunakan remote sensing.

Tapi ini semua masih hanya bisa mendeteksi serangan pada stadium lanjut, berdasarkan serologi atau reaksi antigen antibodi dengan nama produk Gano Kit dan Enzyme- Link Immuno Sorbent Assay (ELISA). 

Belum lagi pengaplikasian sejumlah metode yang dikembangkan, ternyata rumit mengaplikasikannya di lapangan. Waktunya lama, biaya pun cukup besar. 

Pengembangan alat deteksi dini pakai sensor kata Happy juga telah dilakukan oleh peneliti di Malaysia. Katakanlah Cyranose 320 dan ASEN. 

Cyranose 320 yang punya 32 sensor itu hanya bisa membedakan pohon kelapa sawit sehat dan terinfeksi Ganoderma. Sementara Application Specific Electronic Nose (ASEN) hanya bisa membedakan VOC dari jamur Ganoderma sp. dan udara sekitar. 

"Menengok kenyataan itulah kita berupaya mengembangkan alat deteksi infeksi Ganoderma sp. pada tingkat infeksi dini yang sederhana, sensitive, dan akurat," katanya. 



 

Komentar Via Facebook :