Banjarbaru, elaeis.co – Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), H Sahbirin Noor, bertindak sebagai pembina upacara pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 Tahun 2023 tingkat provinsi di Halaman Kantor Gubernur Kalsel Banjarbaru pada Sabtu (28/10).

Upacara dihadiri oleh Forkopimda Kalsel, Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Kalsel, dan peserta upacara terdiri dari Aparatur Sipil Negara, pelajar tingkat SMA dan mahasiswa dari sejumlah universitas, serta sejumlah organisasi kepemudaan di Kalsel.

Pada kesempatan itu Sahbirin menyerahkan berbagai penghargaan kepada pemuda dan kelompok berprestasi. Untuk kategori Usaha Muda Pemula 2023, penghargaan diberikan kepada M Yusuf, dan dalam bidang pendidikan dianugerahkan kepada Nikita Anastasya.

Kemudian kategori Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam Lingkungan dan Pariwisata diraih oleh Najirul Hafizah, Bidang Pangan diberikan kepada Hariah, dan Bidang Inovasi Teknologi dianugerahkan kepada Hidayatu Azizah.

Mereka mendapatkan hadiah masing-masing Rp 7,5 juta beserta piagam penghargaan. "Mereka ini adalah juara satu pemuda pelopor tingkat provinsi tahun 2023. Satu pemuda lagi adalah peraih juara satu pemuda pelopor tingkat nasional bidang agama, sosial, dan budaya, yaitu Sandy Agustinus," papar Sahbirin dalam keterangan resmi Pemprov Kalsel, kemarin.

Selain menyerahkan penghargaan kepada pemuda berprestasi, Gubernur Kalsel juga memberikan bantuan untuk perwakilan wirausaha pemuda pemula. Sedikitnya ada 70 pemuda di Kalsel yang mendapat bantuan senilai Rp 10 juta per orang.

"Tidak hanya mengukir prestasi, para pemuda juga harus semakin bangkit untuk ikut serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan,” ujarnya.

Salah seorang penerima penghargaan, Najirul Hafizah, asal Desa Sungai Kupang, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru, terpilih sebagai Pemuda Pelopor berkat program pengelolaan limbah industri kelapa sawit. "Saya mulai fokus mengolah limbah sawit sejak 2020 lalu," ungkapnya.

Ketika Covid-19 melanda, mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat itu harus mengikuti kuliah secara daring. Saat itulah dia tergerak memanfaatkan waktu luang untuk mengolah tandan kosong kelapa sawit yang banyak dihasilkan pabrik kelapa sawit di sekitar tempat tinggalnya.

Limbah itu kemudian diolah menjadi pupuk organik. Hasil kerja kerasnya menuai hasil. Pupuk organik buatannya membuat tanaman lebih subur dan di saat yang sama masalah limbah teratasi. Karya inilah yang mengantarkannya meraih penghargaan pemuda pelopor.