https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Perundingan IEU-CEPA Rampung, Sawit RI Bebas Bea Masuk, Siap Banjiri Pasar Eropa!

Perundingan IEU-CEPA Rampung, Sawit RI Bebas Bea Masuk, Siap Banjiri Pasar Eropa!

Airlangga Hartarto bersama petinggi Uni Eropa. foto: Instagram/ist.


Jakarta, elaeis.co – Pemerintah mengumumkan bahwa perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) telah memasuki babak akhir. Jika rampung, kesepakatan ini akan membuka pintu lebar-lebar bagi produk sawit RI masuk ke pasar Uni Eropa tanpa hambatan tarif alias bebas bea masuk.

Kabar menggembirakan ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan ke Brussel, Belgia, kemarin.

Dalam kunjungan itu, Presiden Prabowo bertatap muka dengan tiga tokoh penting Eropa: Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Antonio Costa, dan Raja Belgia Phillipe.

“IEU-CEPA ini sudah masuk tahun ke-10 dengan lebih dari 19 putaran perundingan. Kini seluruh isu utama telah disepakati. Ini jadi milestone penting, terutama di tengah ketidakpastian global,” kata Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Senin (14/7).

Salah satu poin krusial dari rampungnya IEU-CEPA adalah penghapusan tarif bea masuk untuk produk asal Indonesia, termasuk Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya seperti oleokimia dan biodiesel. Dengan kesepakatan ini, Indonesia berpeluang memperkuat dominasinya sebagai eksportir utama sawit ke Eropa, mengalahkan negara pesaing seperti Malaysia.

“Artinya, produk Indonesia akan masuk pasar Eropa dengan tarif 0 persen,” jelas Airlangga.

Perjanjian IEU-CEPA secara resmi akan ditandatangani pada Kuartal III-2025 di Jakarta, namun Airlangga meminta publik bersabar menunggu pengumuman resmi dari Presiden Prabowo.

IEU-CEPA diyakini bakal memberikan angin segar bagi sektor kelapa sawit Indonesia yang selama ini kerap menghadapi tekanan dari Uni Eropa, terutama melalui regulasi non-tarif seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR).

EUDR menimbulkan tantangan besar karena mewajibkan sistem ketelusuran (traceability) yang ketat pada produk sawit. Namun, dengan adanya IEU-CEPA, pemerintah optimis posisi tawar Indonesia akan jauh lebih kuat dalam menegosiasikan isu-isu keberlanjutan dan lingkungan.

Menurut Airlangga, Indonesia kini dilihat sebagai mitra strategis oleh Uni Eropa, terutama karena statusnya yang sedang menuju keanggotaan OECD dan posisinya sebagai negara jangkar di ASEAN.

“Mereka melihat Indonesia akan terus tumbuh secara ekonomi. Di kawasan Asia Tenggara, kita jadi anchor yang penting,” imbuhnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :