https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Indonesia Disarankan Taklukkan Pembenci Sawit Pakai Makanan

Indonesia Disarankan Taklukkan Pembenci Sawit Pakai Makanan

Ilustrasi (tripjalanjalan.com)


Jakarta, Elaeis.co - Kampanye negatif terhadap perkebunan dan seluruh produk turunan sawit terus dilawan dengan berbagai bantahan dan fakta oleh produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), termasuk Indonesia. Meski itu lumrah dilakukan, namun Ketua Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Dr Darmono Taniwiryono, menilai perlawanan tersebut belum tentu memberikan hasil yang positif dan maksimal bagi para produsen sawit.

"Karena itu saya lebih setuju kalau kita menggunakan kampanye positif tentang sawit dari sisi gastronomy policy atau diplomasi menggunakan makanan yang berbahan baku atau mengandung sawit. Ini adalah kampanye yang soft, jangan kampanye yang keras melulu," katanya dalam webinar yang diadakan oleh Indonesian Gastronomy Association (IGC), dua hari lalu.

Menurutnya, banyaknya kuliner tradisional atau khas Indonesia, termasuk yang unik dan memancing selera, harus digunakan pemerintah Indonesia sebagai sarana untuk mengenalkan bahwa minyak sawit itu sehat.

“Harus bertindak strategis, cari cara supaya masyarakat Uni Eropa dan negara-negara lain yang anti sawit mencicipinya. Yang begini ini bisa jadi sarana edukasi kalau sawit itu sebenarnya sangat sehat,” tukasnya.

Darmono yakin gastronomy policy atau kampanye positif lainnya yang dilakukan secara lembut perlu dilakukan karena sesungguhnya perdebatan keras tentang perkebunan sawit adalah salah satu bentuk persaingan dagang dari para produsen minyak nabati non-sawit.  

"Sebenarnya yang terjadi itu adalah perang dagang. Namun kalau keras sama keras, bagaimana ya, biasanya makin keras persaingan itu. Dengan minyak kedelai, misalnya, enggak perlu kalilah kita menyebutkan kalau minyak sawit jauh lebih unggul dari minyak sawit. Tentu saja ini bisa bikin merah kuping Amerika Serikat dari negara-negara produsen minyak kedelai. Terkadang tidak efektif juga kalau ejeken dibalas ejekan," kata Darmono.

Ia tidak menyalahkan sikap keras Indonesia dan para produsen sawit lainnya. Tetapi ia berharap bentuk kampanye sawit yang dilakukan Indonesia tak lagi sepenuhnya meneruskan bentuk kampanye yang telah dijalankan selama ini.

“Indonesia sebaiknya fokus pada kelebihan minyak sawit, terutama yang terkait dengan gizi dan nutrisi. Tak usah menyinggung minyak nabati lainnya,” jelasnya.

Dia yakin persaingan dagang minyak nabati justru menjadi titik balik bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi politik makanan berbasis nutrisi kelapa sawit. "Mari kembali ke cara konsumsi nenek moyang kita yang dipadu dengan memaksimalkan kandungan nutrisi yang ada di dalam minyak sawit," tegasnya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :