Berita / Nusantara /
Petani Sawit Rugi Rp1,5 Juta per Hektare Tiap Bulan
Ilustrasi/Elaeis
Jakarta, elaeis.co - Merosotnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Nusantara, membuat petani merugi. Bahkan sejumlah pihak menilai petani menjadi korban dan tumbal.
Sekertaris Jenderal DPP APKASINDO Perjuangan Sulaiman H Andi Loeloe memperkirakan kerugian petani setiap bulanya mencapai Rp1,5 juta/hektare. Sebab ditingkat petani harga TBS sudah menyentuh angka Rp500-Rp1.100/kg.
"Ini sudah jauh dibawah harga pokok produksi yang berkisar Rp1.800-2.000/kg," ujarnya saat berbincang bersama elaeis.co, Jumat (1/7).
Dengan kerugian sebesar itu, maka ditotalkan dengan luas perkebunan kelapa sawit yang mencapai 6,7 juta hektare, setiap bulannya petani rugi sampai Rp50 triliun.
"Kami harap semoga pemerintah punya perhatian khusus juga pada petani sawit, kami cemburu kepada petani cabe dan palawija yang penuh perhatian," pintanya.
"Kami juga meminta agar pajak-pajak terhadap sawit perlu dikaji baik-baik dan dikurangi pos-pos pajak sawit. Sehingga cukup pajak ekspor dan pungutan BPDPKS saja. Sebab akan berdampak pada pekebun semua," imbuhnya.
Sebelumnya ia juga mempertanyakan dasar perhitungan Mendag mematok HET kelapa sawit di angka Rp1.600/kg. Sebab menurutnya indek K TBS perkebunan sudah ditetapkan dalam Permentan No.1 Tahun 2018.
"Ada aturannya jadi tidak sekedar mematok HET Rp1.600/kg," katanya.
Semestinya kata Andi, HET itu dikisaran Rp2.000/kg. Sebab harga pupuk dan biaya lainnya juga mengalami kenaikan.
"Seharusnya Kemendag itu fokus dalam upaya meningkatkan aktifitas ekspor CPO. Salah satunya dengan mempermudah ekspor CPO. Sebab saat ini sudah banyak PKS yang berhenti membeli TBS petani lantaran mengaku tangki penyimpanan dan penimbunan CPO mereka penuh," tandasnya.







Komentar Via Facebook :