https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Pasokan di Amerika Serikat

Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Pasokan di Amerika Serikat

Ilustrasi Migas. istimewa �2019 Merdeka.com


Elaeis.co - Harga minyak tercatat naik lagi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan patokan global Brent mencapai USD 76 per barel. Kenaikan harga terjadi karena pasokan di Amerika Serikat semakin ketat setelah menyusut ke level terendah sejak Januari 2020 serta ditopang juga oleh melemahnya greenback.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik USD 1,31 atau 1,75 persen menjadi ditutup pada USD 76,05 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September naik USD 1,23 atau 1,7 persen menjadi menetap di USD 73,62 per barel.

Data dari penyedia informasi Genscape menunjukkan bahwa persediaan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma terus berkurang, kata para pedagang pada Kamis (29/7). Stok Cushing terlihat di 36,299 juta barel pada Selasa (27/7) sore, turun 360.917 barel dari 23 Juli.

Data persediaan Cushing datang sehari setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah domestik turun 4,1 juta barel dalam seminggu yang berakhir 23 Juli.

Cushing, titik pengiriman untuk patokan kontrak berjangka minyak AS, telah mengalami penarikan stok tujuh kali berturut-turut.

"Minyak mentah masih kehabisan kehabisan persediaan di AS kemarin. Pasar mendapat dorongan tambahan dari dolar AS yang lebih lemah dan sinyal dari Iran bahwa tidak ada kesepakatan nuklir yang akan segera terjadi," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York

Pada Juni, Brent mencapai USD 75 per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, kemudian merosot awal bulan ini di tengah kekhawatiran tentang penyebaran cepat varian Delta dari virus corona dan kesepakatan kompromi oleh produsen minyak terkemuka untuk meningkatkan pasokan.

Pemulihan ekonomi AS masih di jalurnya meskipun ada peningkatan infeksi virus corona, Federal Reserve AS mengatakan pada Rabu (28/7) dalam sebuah pernyataan kebijakan yang mengisyaratkan pembicaraan seputar penarikan dukungan kebijakan moneter sedang berlangsung.

Pelemahan Dolar

Dolar melemah sehari setelah pernyataan Federal Reserve bahwa pihaknya belum menetapkan waktu untuk mulai mengurangi pembelian obligasinya.

Indeks dolar melemah 0,41 persen menjadi 91,882, level yang terakhir terlihat pada 29 Juni. Dolar yang lesu mengangkat euro naik 0,39 persen menjadi 1,1888 dolar AS, tertinggi dalam lebih dari tiga minggu.

Dolar yang lebih lemah dapat meningkatkan permintaan investor untuk komoditas-komoditas berdenominasi dolar, termasuk minyak mentah.

"Sementara risiko terhadap prospek permintaan dapat meningkat karena pemerintah di seluruh Eropa mengurangi izin untuk pertemuan publik, kami mencatat bahwa pasar telah mengalami beberapa putaran pembatasan mobilitas, namun, pemulihan global tidak tergelincir secara signifikan," analis dari Citi mengatakan dalam sebuah catatan.

Lebih lanjut mendukung prospek pasokan yang lebih ketat adalah pernyataan dari Iran yang menyalahkan Amerika Serikat atas jeda dalam pembicaraan nuklir, yang dapat berarti penundaan pengembalian barel Iran ke pasar. Merdeka.com

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :