Aceh, elaeis.co - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) tidak menampik peredaran bibit sawit palsu masih marak terjadi dan mestinya harus ditingkatkan pengawasan tentang itu.

"Sampai sekarang masih terus terjadi orang-orang yang mencari keuntungan besar dalam pelaksanaan program replanting. Di Aceh juga begitu, masih ada peredaran bibit sawit tidak benar," kata Sekretaris DPW Apkasindo Aceh, Fadli Ali saat berbincang dengan elaeis.co melalui telepon seluler, Rabu kemarin.

Sebetulnya kata Fadli, program peremajaan sawit rakyat yang dibikin pemerintah sudah sepaket dengan penyediaan benih bibit sawit dari PPKS. Namun yang membikin sistem ini rusak adanya oknum-oknum yang bermain mencari keuntungan besar di program PSR tersebut.

"Saya kira di sisi pemerintah soal bibit tidak ada masalah. Sebab tempat pemesanannya sudah disediakan (PPKS). Cuman yang membikin masalah kadang orang yang mesan, kemana mereka mesannya, ke PPKS asli atau ke PPKS bodong," ujarnya.

Maka itu dibutuhkan pengawasan yang melibatkan semua pihak. Termasuk media. Sebab kata Fadli, selama ini kalau ada pengawasan dari media, mereka-mereka yang bermaksud melakukan kenakalan-kenakalan itu akan berpikir dua kali.

"Di Aceh, kawan-kawan Apkasindo juga memonitor soal bibit palsu ini sehingga oknum-oknum tidak leluasa bermain. Tapi lebih baiknya, pemerintah membuat tim pengawasan bibit yang melibatkan semua stakeholders," pungkasnya.