Medan, elaeis.co - Perdagangan global untuk komoditas minyak kacang kedelai atau soya bean dan minyak bumi atau fosil ternyata mampu menekan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam sebulan terakhir. 

"Harga CPO dunia dalam satu bulan terakhir bergerak sangat volatile atau dinamis, bergerak turun san naik," ungkap Gunawan Benjamin , pengamat ekonomi asal kota Medan, kepada elaeis.co, Sabtu (27/7/2024).

Ia mencatat, di awal bulan Juli 2024 harga CPO nyaris menyentuh RM 4.100 per ton, lalu sempat anjlok ke kisaran RM 3.900 per ton, dan saat ini ditransaksikan dikisaran harga RM 3.970 per ton. 

Baca juga: Minyak Kedelai dan Biji Bunga Matahari Banjir, Harga CPO Nusantara Melorot

"Coba bandingkan kinerja harga CPO dengan harga kacang kedelai yang menjadi subtitusi CPO. Pola pergerakan harga kacang kedelai juga tidak jauh berbeda," kata dia.

"Sempat nyaris menyentuh $ 11.7 per bushel, dan pernah anjlok hingga ke level $10.7 per bushel," ungkap dosen ekonomi syariah di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).

"Dan saat ini ditransaksikan di kisaran $ 11.16 per bushel-nya," kata anggota Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ini.

Selanjutnya, kata dia, jika melihat harga minyak mentah dunia sebagai rujukan lainnya, harga minyak mentah dunia terpantau mengalami penurunan.

Kata dia, jika di awal bulan harga minyak mentah dunia ditransaksikan $ 82 per barel, maka saat ini harga minyak mentah berada dikisaran $ 78 per barel. 

Baca juga: Ikuti Jejak Minyak Kedelai, Harga CPO di Malaysia Juga Suram

"Nah kabar lain yang memengaruhi harga CPO adalah meningkatnya sisi persediaan atau suplai pada bulan Juli yang mengakibatkan terjadinya tekanan pada harga CPO," ungkapnya.

"Sementara itu, di saat yang sama, dorongan kenaikan harga CPO lebih banyak dipicu oleh membaiknya sisi demand atau permintaan untuk kacang kedelai," beber Gunawan Benjamin.

Jadi, Gunawan bilang, fluktuasi pada harga CPO tidak terlepas dari fluktuasi pada komoditas lain di pasar internasional. 

Sejauh ini, ia melihat sisi persediaan dan permintaan menunjukan adanya kemungkinan yang menunjukan  pasar akan bergerak sangat volatile dalam jangka pendek. 

Baca juga: Kebun Di-replanting, Petani Dapat Bantuan Bibit Kedelai 46,85 Ton

"Untuk harga CPO di Tanah Air sendiri, saya menilai nantinya pembentukan harga CPO di tanah air akan sangat bergantung pada demand atau permintaan yang mengalami peningkatan," tegas Gunawan Benjamin.