https://www.elaeis.co

Berita / Pasar /

Akankah Rupiah Tembus Rp 14.000 pada Tender PT KPBN Periode Akhir Pekan Ini?

Akankah Rupiah Tembus Rp 14.000 pada Tender PT KPBN Periode Akhir Pekan Ini?

Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin menguraikan ada dua faktor yang membuat harga CPO melejit. (Foto: dok. pribadi)


MEDAN, elaeis.co - Proses tender yang diselenggarakan oleh PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) periode Kamis, 26 September 2024, menegaskan kalau harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berhasil masuk ke level Rp 13.928 untuk setiap kilogram (Kg). 

Ini tentu sebuah kabar yang mengejutkan, sekaligus membahagiakan, termasuk di kalangan petani sawit. Sebab, biasanya kalau harga CPO naik, maka hal itu pun akan mendongkrak harga pembelian (tandan buah segar) di tingkat petani sawit.

Muncul pertanyaan, apakah situasi positif ini akan berlanjut pada tender periode akhir pekan ini, Jumat (27/9/2024)? Apakah harga CPO bisa menembus level Rp 14.000 per Kg?

Kalau menurut pengamat ekonomi asal kota Medan, Gunawan Benjamin, perkembangan harga CPO pada akhir pekan ini tergantung pada dua hal, yaitu kinerja mata uang Ringgit Malaysia (RM) dan situasi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Sebab, kata pengajar di kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) itu kepada elaeis.co, dua hal atau faktor itu yang telah membuat hasil tender PT KPBN periode Kamis meroket hingga mendekati level Rp 14.000 per Kg.

"Terkait Ringgit, kinerjanya terpantau  melemah pada perdagangan kemarin. Ringgit melemah dari posisi RM 4.1126 per US Dolar, melemah ke level RM 4.14788 per US Dolar," ucap Gunawan.

Nah, Gunawan bilang, pelemahan Ringgit itu memicu kenaikan harga CPO ke level RM 4112 per ton, dan akan mendorong kenaikan harga lelang CPO di Tanah Air.

Selain pelemahan mata uang Ringgit kemarin, Gunawan mengatakan bahwa ada kabar lain yang membuat harga CPO naik, yaitu adanya libur panjang yang ada di Republik Rakyat Tiongkok dalam waktu dekat.

Libur di RRT itu, kata dia, diprediksi bakal berlangsung selama sepekan dan mampu mendorong aksi belanja CPO dalam jumlah yang signifikan di dalam negeri RRT.

"Aksi belanja CPO Tiongkok tersebut memang bisa mendorong pemulihan harga CPO itu sendiri. Namun pemulihan saat ini diragukan akan berlangsung lama," tegas Gunawan Benjamin.

Sebagai pengingat, dalam berita sebelumnya Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Sumut, Gus Dalhari Harahap SH, mengatakan bahwa situasi positif terkait hasil tender PT KPBN tercipta di pasar global dan nasional.

Semua itu, ia menambahkan, bisa tercipta karena dipengaruhi oleh faktor pesaing minyak sawit yang di saat bersamaan justru mengalami penurunan produksi.

Terutama sekali, kata dia, adalah minyak bunga matahari atau sunflower, minyak jagung, raphaseed, atau pun minyak kedelai atau soyabean oil yang banyak diproduksi oleh Amerika Serikat (AS), Argentina, dan Brazil.

"Karena kebutuhan permintaan akan minyak nabati di tingkat global sedang meningkat, sementara minyak nabati non-sawit mengalami penurunan produksi, sehingga permintaan akan CPO justru meningkat," ucap Gus Dalhari Harahap saat itu.

Komentar Via Facebook :