Berita / Sumatera /
Ekonomi Riau Terancam Penurunan Produksi Sawit dan Migas
Produksi sawit Riau berpotensi menurun akibat tanaman yang sudah tua. foto: MC Riau
Pekanbaru, elaeis.co - Provinsi Riau dihadapkan pada tantangan baru di sektor perkebunan dan pertambangan. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Provinsi Riau, Panji Achmad, mengatakan, kedua sektor ini tengah menghadapi penurunan produksi.
"Banyak tanaman sawit di Riau yang sudah tua ditambah dengan pemupukan yang kurang optimal, terutama di perkebunan rakyat yang luasnya sekitar 60% dari lahan sawit yang ada di Riau," katanya dalam sebuah pertemuan di Pekanbaru beberapa hari lalu.
Di saat yang sama, produksi migas Riau juga terus mengalami penurunan hingga 8-12% per tahun, terutama karena penurunan alamiah pada sumur-sumur migas. Hal ini membuat sektor pertambangan Riau mengalami kontraksi dan menjadi tantangan besar bagi perekonomian daerah.
Meski begitu, BI tetap optimis perekonomian Riau akan terus tumbuh positif dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan investasi di daerah ini.
"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2024 akan berada di kisaran 3,3% hingga 4,1%, sedikit melandai dibandingkan tahun 2023. Kami juga optimis inflasi akan terjaga dalam rentang 2,5% ± 1%," sebutnya.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Riau," imbuhnya.
Saat ini BI bersama Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia tengah melakukan kajian terkait dampak pengembangan sektor industri pulp dan kertas terhadap perekonomian Riau.
"Diharapkan hasil kajian ini dapat memberikan masukan bagi pemangku kebijakan dalam merumuskan strategi pembangunan yang efektif dan berkelanjutan," tutupnya.






Komentar Via Facebook :