Makassar, elaeis.co - Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) menggelar kegiatan Coaching Proposal Grant Riset Sawit (GRS) 2025. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Lantai 2 PNUP diikuti oleh para calon pengusul hibah penelitian dari berbagai jurusan. Hadir sebagai narasumber ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Aqsha PhD.

GRS merupakan program pendanaan penelitian yang diinisiasi oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Program ini bertujuan mendorong inovasi dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, keberlanjutan, serta nilai tambah industri kelapa sawit nasional.

Kepala P3M PNUP, Dr Eng Abdul Kadir Muhammad menegaskan komitmen institusi dalam mendukung penelitian berkualitas. “Coaching ini merupakan wadah bagi para dosen dan peneliti PNUP untuk mempersiapkan proposal yang kompetitif dan berpeluang mendapatkan pendanaan BPDP,” katanya dalam keterangan tertulis Humas PNUP dikutip elaeis.co Ahad (23/2).

Dia juga menyampaikan bahwa pendaftaran GRS masih terbuka hingga akhir Februari. “Saya mengapresiasi dengan antusiasme para peneliti yang tinggi, tercermin dari 11 proposal yang telah terdaftar,” sebutnya.

Sementara itu, Aqsha menekankan pentingnya penelitian yang aplikatif dan berorientasi pada kebutuhan industri sawit. “Proposal yang berkualitas harus menggabungkan inovasi dengan dampak nyata bagi masyarakat dan industri,” jelasnya.

Narasumber ini juga memperkenalkan pemanfaatan teknologi AI sebagai alat bantu dalam proses penyusunan dan peninjauan proposal.

Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi coaching, yang ditandai dengan diskusi aktif dan pertukaran gagasan konstruktif dengan narasumber. Kegiatan ini memberikan pemahaman mendalam tentang kriteria dan mekanisme penilaian proposal GRS, serta meningkatkan kepercayaan diri peserta dalam mengajukan usulan penelitian.

Coaching Proposal GRS 2025 merupakan bagian dari strategi PNUP dalam meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah. Melalui inisiatif ini, PNUP berharap dapat berkontribusi lebih signifikan dalam menghasilkan inovasi dan teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan industri kelapa sawit Indonesia.

“Kami optimistis kegiatan ini akan menghasilkan proposal-proposal berkualitas yang nantinya dapat memberikan solusi nyata bagi tantangan di industri kelapa sawit nasional,” tutup Abdul Kadir.