Berita / Sulawesi /
Kendalikan Hama Ulat Api, Kebun Sawit di Dua Desa Di-fogging Tengah Malam
 
                Pengendalian hama ulat api dengan cara fogging. foto: Disbun Sulbar
Mamuju, elaeis.co - Merespon laporan serangan hama ulat api yang kembali terjadi di Desa Tinali dan Desa Salugatta, Kecamatan Budong-Budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat (sulbar) melalui Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengamatan dan pengendalian.
“Begitu mendapat laporan dari masyarakat, saat itu juga saya langsung menugaskan Tim POPT untuk melakukan koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Mamuju Tengah, untuk segera melakukan pengamatan dan pengendalian hama ulat api,” kata Syamsul Ma’rif, Kepala Dinas Perkebunan (disbun) Provinsi Sulawesi Barat, melalui keterangan resmi Humas Pemprov Sulbar dikutip Minggu (15/10).
Begitu sampai di lokasi, Tim POPT Disbun Provinsi Sulbar langsung melakukan pengamatan serangan hama. “Dari hasil pengamatan Tim di lokasi, diperoleh kesimpulan bahwa hama berada pada fase larva (2 – 7 hari) dan sangat efektif untuk dikendalikan dengan cara fogging,” sebutnya.
Tim kemudian melakukan pertemuan dengan Pemerintah Desa Tinali, PPL dan Petugas RPO Perkebunan untuk membahas langkah-langkah pengendalian yang tepat dan efektif. “Dari hasil koordinasi disepakati waktu dan cara pengendalian hama ulat api yaitu dilakukan secara bersama-sama dengan target satu blok harus tuntas setiap malamnya,” bebernya.
Dia menjelaskan, luas serangan hama ulat api di kawasan perkebunan kelapa sawit rakyat di Desa Tinali dan Salugatta telah mencapai 270 hektar dengan intensitas sangat berat. Tanpa buang waktu, Tim POPT bekerja sama dengan Pemerintah Desa, PPL, Petugas RPO dan pekebun sawit langsung memaksimalkan penanganan dan mencegah makin meluasnya serangan hama ulat api dengan cara fogging.
“Fogging dimulai pada jam 20.00 sampai 23.30 Wita dengan luas pengendalian 25 hektar atau satu blok hamparan sawit. Kemudian dilanjutkan pada malam berikutnya seluas 21 hektar, malam ketiga seluas 20 hektar, dan malam keempat seluas 18 hektar. Jadi total pengendalian sampai saat ini seluas 84 hektar sehingga masih tersisa sekitar 186 hektar,” terangnya.
"Hasil pengamatan setelah dilakukan pengendalian dengan cara fogging, banyak ditemukan ulat yang mati di sekitar pohon sawit," sambungnya.
Dari hasil tersebut, para pekebun sangat antusias terhadap pengendalian dengan cara fogging dan berharap alat fogging dari Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat dapat digunakan sampai pengendalian tuntas dilakukan pada seluruh lahan yang terserang hama ulat api.
Petani juga berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulbar karena telah terlibat langsung dalam pengendalian hama ulat api yang sangat meresahkan petani sawit tersebut.
"Hama ulat api adalah salah satu musuh yang ditakuti dalam perkebunan kelapa sawit, karena serangan ulat api dapat menurunkan produksi sebanyak 25 persen di tahun pertama dan sebanyak 50-75 persen pada tahun kedua dan ketiga," pungkasnya.
 







Komentar Via Facebook :