Banda Aceh, elaeis.co - Sama seperti dengan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang merupakan tetangga tetangga, nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Aceh juga mengalami peningkatan untuk periode bulan Januari 2024.

Namun perbedaannya, seperti dikutip elaeis.co dari laman resmi BPS Aceh, Jumat (2/2/2024), subsektor perkebunan kelapa sawit justru ikut menjadi salah satu penopang kenaikan NTP Aceh tersebut.

Tercatat bahwa NTP di Provinsi Aceh sebesar 116,38 atau naik sebanyak 0,26 persen, terutama bila dibandingkan dengan NTP pada bulan Desember 2023 yang lalu.

Baca Juga : Kali Ini, Sawit Enggak Ikut Dongkrak NTP Sumut pada Januari 2024

Itu perhitungannya secara bulanan atau bulanan ( mtm ). Bagaimana bila dibandingkan dengan tahun 2023 yang lalu atau year on year (yoy)?

Nah, bila dibandingkan secara tahunan ata yoy, NTP Aceh pada bulan Januari 2024 masih lebih tinggi bila dibandingkan pada bulan Januari 2023 yang tercatat sebesar 111,27.

Khusus untuk sawit, telah disebutkan oleh pihak BPS Aceh kalau komoditas primadona nasional ini turut menyumbang kenaikan NTP di bulan Januari 2024.

Hal itu dibuktikan dengan kenaikan nilai tukar perkebunan rakyat (NTPR) sebesar 1,03 persen, dari 136,06 pada bulan Desember 2023 menjadi 137,46 pada Januari 2024.

Dan menariknya, NTPR menjadi salah satu dari dua subsektor pertanian yang menopang kenaikan NTP Aceh di bulan Januari 2024 tersebut, di samping nilai tukar tanaman pangan (NTPP).

Sementara subsektor hortikultura (NTPH), peternakan (NTPT), dan perikanan (NTNP) yang terdiri dari nilai tukar nelayan (NTN) dan nilai rukar budidaya ikan (NTPI)khususnya anjlok.

Perlu diketahui, Bumi Serambi Mekah merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam (SDA), termasuk di sektor pertanian dan subsektor perkebunan.

Provinsi paling utara di Pulau Sumatera itu merupakan jagoannya perkebunan kopi. Salah satu ikon kopi nasional, yakni kopi gayo, berasal dari Provinsi Aceh.

Selain itu, Provinsi Aceh juga dikenal sebagai salah satu sentra perkebunan kelapa sawit nasional. Banyak perusahaan dan petani sawit di Aceh hidup dari komoditas penyumbang devisa terbesar secara nasional ini.

Dan bersama dengan Provinsi Sumut, Provinsi Aceh menjadi pelopor modernisasi industri perkebunan kelapa sawit secara nasional sejak tahun 1911.( * )