https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Cangkang Sawit Gantikan Batu Bara Sebagai Bahan Bakar PLTU Tembilahan

Cangkang Sawit Gantikan Batu Bara Sebagai Bahan Bakar PLTU Tembilahan

PLTU Tembilahan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Foto: PLN


Jakarta, elaeis.co - PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) berhasil melakukan uji coba penggunaan 100 persen biomassa cangkang kelapa sawit sebaggai pengganti batu bara (co-firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2×7 megawatt (MW) Tembilahan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

Co-firing merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial ke dalam boiler batu bara. Proses co-firing dilakukan tanpa menambah biaya (capex) ataupun membangun pembangkit baru. Benefit yang diharapkan dengan program co-firing pada PLTU batu bara adalah reduksi emisi, penghematan biaya pokok penyediaan listrik, dan meningkatkan fuel alternate competitiveness bagi PLN.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, High Co-Firing (HCR) di PLTU Tembilahan merupakan uji coba penggunaan 100 persen biomassa yang pertama di Indonesia, sekaligus sebagai jawaban masa depan energi bersih untuk mendukung target bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional.

“100 persen biomass firing ini adalah bentuk konsistensi PLN Group dalam menghadirkan energi bersih. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi pemacu motivasi untuk dapat diterapkan pada PLTU lainnya,” terangnya melalui keterangan resmi Humas PLN baru-baru ini.

PLN terus mengoptimalisasi penerapan co-firing hingga mencapai kapasitas 1,8 gigawatt (GW). Dari target 52 lokasi tahap implementasi pada 2025, saat ini co-firing biomassa telah diimplementasikan di 31 lokasi dengan pemanfaatan 175 ribu ton biomassa. Capaian ini menghasilkan produksi 185 GWh energi bersih dengan penurunan CO2 sebanyak 184 ribu ton.

“Akselerasi program co-firing ini menjadi bukti nyata keseriusan PLN dalam mendukung pemerintah menekan emisi karbon di tanah air untuk mencapai target carbon neutral pada tahun 2060,” tuturnya.

Direktur Operasi 1 PT PJB Yossy Noval menjelaskan, pengujian co-firing di PLTU Tembilah dilaksanakan secara bertahap mulai dari 25 persen penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pengganti. Setelah uji coba 100 persen firing biomassa selesai dilakukan, didapatkan hasil pemantauan teknis yang menunjukkan parameter operasi masih dalam batasan normal.

Beban 7 MW dapat dijaga dengan stabil dan tidak terjadi load derating hingga maksimum 100 persen biomassa. Sebaliknya, data menunjukkan potensi perbaikan fuel flow dan NPHR cukup signifikan prosentasenya karena cangkang sawit memiliki nilai kalori yang tinggi.

Dari aspek lingkungan, cangkang kelapa sawit memiliki kadar sulfur yang lebih rendah dari batu bara sehingga emisi yg dihasilkan juga menunjukkan penurunan. Adapun cangkang yang digunakan berasal dari limbah perkebunan, rendah abu, dan termasuk sebagai karbon netral sehingga akan berimbas kepada lingkungan yang lebih baik.

PT PJB telah menerapkan co-firing dengan persentase biomassa beragam pada 14 PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia. "Penerapan co-firing biomassa PT PJB telah menghasilkan total energi hijau sebesar 100,28 GWh," sebutnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :