https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Warga +62 Harus Tahu, BBM Campuran Sawit 40% Sudah Mau Beres Loo...

Warga +62 Harus Tahu, BBM Campuran Sawit 40% Sudah Mau Beres Loo...

Ilustrasi-petani kelapa sawit. (Dok. Elaeis)


Jakarta, elaeis.co - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyelesaikan uji jalan penggunaan bahan bakar B40 pada kendaraan bermesin diesel.

Setelah ini, pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi bahan bakar campuran biodiesel 40% ini agar segera diimplementasikan.

Pemakaian Bahan Bakar Nabati (BBN) khususnya biodiesel diharapkan sebagai upaya strategis untuk mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) sekaligus meningkatkan bauran energi baru terbarukan di Indonesia.

"Pertama saya senang perfoma B40 bisa merespon kebutuhan energi kendaraan. Kedua, emisinya bisa turun karena pemanfaatan Bioenergi makin tinggi. Kita patut bersyukur negeri ini memberikan potensi sumber energi yang banyak," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangan resminya dikutip elaeis.co, Rabu (2/11) malam.

Arifin juga memastikan, pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan sumber-sumber energi yang ada di Indonesia. 

"Mata kita sekarang baru terbuka di tengah krisis konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan kesulitan pasokan energi khususnya migas karena sumber migas yang banyak di Rusia tidak bisa dimanfaatkan lalu kemudian produsen migas, OPEC+ itu mengurangi produksinya," ungkapnya.

Saat ini, sambung Arifin, merupakan waktu yang tepat untuk mengembangkan energi baru terbarukan untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri yang selama ini dipenuhi melalui impor.

"Kita bayangkan sekarang produksi minyak kita kira-kira 650.000 barel per hari, sedangkan kebutuhan kita 1,3 juta barel per hari. Apa jadinya kalau kita tidak bisa beli yang 650 ribu barel karena tidak ada pasokan. Apalagi kemampuan kita cuma 50%. Separuhnya kebutuhan kita dipenuhi dari minyak impor," ujarnya.

"Sekarang kita harus berbenah, buru-buru untuk bisa mencoba memanfaatkan sumber-sumber energi yang terbarukan khususnya untuk bisa kita manfaatkan, dan kedepannya kita harus bisa mandiri energi, itulah yang namanya ketahanan energi buat Indonesia," tambah Arifin.

 

Arifin juga mengatakan, ekosistem dunia perkelapasawitan sudah berjalan untuk mengatasi ketergantungan terhadap energi fosil, dan Indonesia memiliki kemampuan untuk itu dengan luas lahan yang tersedia. 

"Selain sawit, sumber energi lain yang juga sedang dikembangkan adalah ethanol," kata Arifin.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menambahkan, target uji jalan penggunaan bahan bakar B40 ini tinggal 6.000 KM lagi dari 50.000 KM hasil test yang harus dilalui. Jika target sudah selesai, maka akan dapat kesimpulan final hasil test yang menjadi rujukan. 

"Road Test B40 tersisa 6.000 lagi. Jadi hasil final untuk kendaraan yang pertama itu akan bisa kita dapat dalam dua minggu ke depan. Hasil final ya," ujar Dadan.

Saat ini, didapat hasil dari test yang sudah berjalan, mobil dapat beroperasi dengan normal dan mulus seperti menggunakan bahan bakar solar biasa, terbukti mobil tidak mogok dan juga tidak terjadi blocking di filter bagian utama.

"Hasil test kali ini pada bagian-bagian kritis kendaraan dapat beroperasi mulus tanpa mogok, bloking di filter tidak terjadi. Ini agak beda dengan sebelumnya. Sebelumnya kita ikuti aturan tiap 10.000 KM ganti. Jadi ini kita mau tahu sebetulnya dia habisnya kapan. Jadi itu diangka 22.000 KM atau 23.000 KM gitu. Jadi ini sudah terbukti tidak ada blocking," kata dia.

"Kemudian dari sisi apakah dia tahan dingin, kita udah test di dieng. Jalan, satu detik langsung hidup. Jadi yang krisis-krisis dingin, kemudian filter blocking, kemudian beroperasi normal ini sudah terbukti," jelas Dadan.

Selain persiapan teknis di mesin kendaraan untuk bisa diterapkan sebagai bahan bakar B40, pemerintah juga akan memastikan ketersedian infrastruktur dari Pertamina dan badan usaha lain terkait fasilitas blendingnya mencukupi kebutuhan atau tidak.

"Sekarang kan semuanya didesain di B30, sekarang kan B40, jadi pipanya juga nanti butuh pompa. Ya nambahnya kan 10%," ujar Dadan.

"Mengenai ketercukupan pasokan BBN untuk B40, kita ini sekarang 16,3 juta kilo liter (kl), kalau B40 perlunya 15 juta kilo liter sekian. Jadi tidak usah khawatir, kita akan masuk dua pabrik baru di awal tahun depan," pungkas Dadan. 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :