Jakarta, elaeis.co - Pernyataan Presiden Prabowo Subianto agar memperbanyak tanam sawit tanpa harus risau dituduh deforestasi mendapat reaksi dan komentar beragam.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono menilai, yang dimaksud Prabowo lebih mengarah pada peningkatan produksi sawit khusus untuk mendukung salah satu program andalannya, yakni swasembada energi.

"Mungkin maksud pernyataan presiden adalah menanam sawit khusus untuk swasembada energi. Saat ini kan produksi sawit stagnan karena program peremajaan sawit rakyat atau PSR berjalan lambat," ujar Eddy Martono kepada elaeis.co, Rabu (1/1).

Dia melanjutkan, rencana pemerintah terus meningkatkan mandatory biodiesel dari B35 menjadi B40 hingga sampai B100 tentu membutuhkan pasokan minyak sawit yang lebih besar. "Dengan tingkat produksi yang sekarang, maka otomatis ekspor akan menurun di kemudian hari," jelasnya.

"Maka untuk mempercepat capaian swasembada energi tadi, langkah yang paling potensial adalah membuka areal sawit baru khusus untuk energi," sambungnya.

Andai wacana ini direalisasikan, Eddy menyarankan agar Prabowo menugaskan khusus perusahaan pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengeksekusinya. "Sebaiknya BUMN yang ditugaskan untuk areal khusus energi ini supaya kesan yang ditangkap dunia luar memang benar-benar untuk swasembada energi," terangnya.

Perusahaan BUMN yang ditunjuk juga harus melibatkan masyarakat sekitar agar tidak ada kesan mengedepankan bisnis semata.

"Jika wacana ini sebaiknya diserahkan ke BUMN dan melibatkan masyarakat. Supaya tidak ada kesan bahwa perusahaan swastalah yang ingin memperluas lahannya," tandasnya.