Pekanbaru, Elaeis.co - Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) bertekad terus memperkuat basis petani sawit swadaya agar memiliki posisi tawar yang kuat dalam mata rantai industri sawit di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Provinsi Riau.

"Kita akan membentuk banyak poktan dan gapoktan di setiap cabang SAMADE. Dengan demikian, pendekatan dan bimbingan yang dilakukan para pengurus SAMADE bisa tetap berjalan," kata Fery Harianja, salah satu pengurus DPP Asosiasi SAMADE, kepada Elaeis.co, Senin (4/10/2021) sore.

Salah satu daerah yang akan disasar untuk penguatan posisi petani sawit adalah Provinsi Riau sebagai sentra perkebunan sawit terbesar di Indonesia. Kebetulan kantor DPP SAMADE juga ada di Kota Pekanbaru, Riau. 

Untuk langkah awal, Fery mengaku telah melakukan pertemuan dengan para calon pengurus DPW SAMADE Riau. 

"Siang tadi kami jumpa. Selain saya, dari pengurus DPP yang hadir yakni Pak Hendri Cen selaku Bendahara, Rio Suwondo selaku Sekretaris Jenderal dan pengurus lainnya, Pak Eko Kurniawan," kata Fery.

Para calon pengurus DPW Riau yang hadir yakni Karmila Sari, petani sawit dari Rokan Hilir, dan Syahroni. Pertemuan berlangsung di Kota Pekanbaru. "Pembentukan poktan dan gapoktan adalah salah satu cara mempercepat proses penguatan organisasi dan posisi petani sawit itu sendiri," kata Fery.

Karmila Sari yang dihubungi terpisah menyebutkan, prioritas pembentukan poktan dan gapoktan akan dilakukan di delapan kabupaten cabang SAMADE di Riau. Lalu menyusul kabupaten lainnya.

"Tapi kami yang calon pengurus DPW ini harus ketemuan dulu untuk disepakati siapa yang akan jadi KSB," kata Karmila.

KSB yang dimaksud Karmila adalah posisi Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Setelah pengurus DPW terbentuk, mereka akan memeriksa keaktifan pengurus dari delapan cabang SAMADE agar mempermudah proses konsolidasi organisasi. 

"Lalu dari situ akan dibentuk poktan dan gapoktan yang berada di bawah naungan pengurus cabang SAMADE," tegas Karmila Sari.