Jakarta, elaeis.co - Pemerintah saat ini terus menggenjot agar petani kelapa sawit memiliki sertifikat International Sustainable Palm Oil (ISPO). Sebab program ini akan memberikan banyak keuntungan bagi petani kelapa sawit di Indonesia.

Dari informasi yang diketahui Ketua Umum APKASINDO Perjuangan, Alfian Arahman, tahun 2025 petani kelapa sawit sudah harus memiliki sertifikat tersebut. Sebab jika tidak, maka hasil kebunnya akan dibeli dengan harga yang rendah. Malah bisa jadi tidak diminati oleh pabrik kelapa sawit (PKS).

"Bisa jadi tidak akan dibeli. Sebab dalam ISPO itu tertuang beberapa aturan yang justru menguntungkan petani dan pemerintah di pasar Internasional," kata Alfian kepada elaeis.co, Senin (21/11).

Sementara itu, Alfian mengaggap tidak ada langkah lain untuk memperbaiki keberlanjutan kelapa sawit baik skala nasional maupun internasional selain program ISPO.

"Lagian selain mempertegas kepemilikan lahan dan kualitas produksi TBS, ISPO dapat menjadi patokan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya luas kebun kelapa sawit yang ada di Indonesia," bebernya.

Menurutnya, saat ini luasan kebun kelapa sawit di Indonesia belum jelas berapa total luasannya. Bahkan ia mengaku belum mendapatkan data valid berapa luasan kebun kelapa sawit sesungguhnya se-Nusantara.

"Dan ISPO tidak akan dimiliki petani jika kebun kelapa sawitnya masuk dalam kawasan hutan," jelasnya.

"Untuk mendukung ini, seharusnya perusahaan sudah memulai memiliki standar kriteria pembelian TBS. Agar petani terdorong mengikuti program ISPO tadi," imbuhnya.

Sementara sejak beberapa waktu lalu, Alfia mengaku bahwa APKASINDO Perjuangan terus melakukan sosialisasi terkait ISPO ini.