Bengkulu, elaeis.co - Meski harga pupuk sedang mahal, petani diingatkan jangan terlalu lama tidak memupuk kelapa sawitnya. Kalau lama tidak dipupuk, bisa menyebabkan sawit tidak berbuah dalam jangka waktu yang lama.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan, petani sebaiknya rutin memupuk sawit minimal 2 kali dalam setahun. 

"Jangan sampai gara-gara tidak diberi pupuk, pohon kelapa sawitnya menjadi tidak berbuah dalam jangka waktu yang lama," kata Ricky, kemarin.

Menurutnya, pohon kelapa sawit yang terlalu lama tidak diberi pupuk akan sulit untuk berbuah kembali walaupun dipulihkan dengan pemberian pupuk. Ini dapat terjadi karena proses pemulihan akan memakan waktu yang tidak sebentar sampai pohon benar-benar bisa berbuah kembali.

"Pemulihannya biasanya paling cepat 1 tahun baru bisa berbuah kembali. Itu paling cepat, mungkin saja bisa lebih cepat, tapi jarang terjadi," tuturnya.

Oleh sebab itu, ia berharap petani kelapa sawit di Bengkulu dapat menjaga pemupukan pada tanaman kelapa sawit bagaimana pun situasinya agar sawit tetap berbuah.

"Lebih baik menjaga pohon tetap berbuah ketimbang melakukan pemulihan. Jika pemulihan hanya pada tiga atau lima pohon, petani tidak akan mengalami kerugian. Tapi kalau semua sawitnya tak mau berbuah, tentu saja sangat merugikan petani. Sebab biaya beli pupuknya jadi lebih besar," tukasnya.

"Kalau sawit tak berbuah, otomatis pendapatan dari panen tidak ada. Sementara petani harus membeli pupuk, tentu saja itu memberatkan," tambahnya.

Jika harga pupuk kimia sangat memberatkan, menurutnya, petani bisa juga menggunakan pupuk organik.

"Tidak mesti pupuk kimia. Yang penting minimal 6 bulan sekali pohon kelapa sawitnya diberi pupuk, jangan sampai tidak diberi. Yang organik tidak mahal," tutupnya.