Berita / Nusantara /
Petani Sawit Lebih Untung Ikut PSR Lewat Jalur Kemitraan, Kenapa?
Tahapan tumbang chipping dalam pelaksanaan PSR. foto: bpdp.or.id
Bengkulu, elaeis.co - Petani yang ikut program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui jalur kemitraan lebih untung ketimbang jalur mandiri atau melalui dinas yang mengurusi perkebunan di kabupaten/kota.
Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Rosmala Dewi mengatakan, pemerintah terus mendorong petani sawit di Bengkulu agar ikut program PSR. Saat ini ada dua jalur pengusulan PSR, yakni jalur mandiri dan jalur kemitraan dengan perusahaan..
"Untuk jalur kemitraan, kami menggandeng salah satunya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk meningkatkan partisipasi PSR," katanya, Minggu (6/8).
Baca Juga: PSR di Kolaka Sudah Hampir 2.000 Hektar, Apkasindo: Sudah Banyak Kebun Berusia Tua
Menurutnya, ada 13 perusahaan perkebunan anggota GAPKI yang terus didorong agar mengajak petani plasma dan juga petani swadaya di sekitarnya agar ikut PSR. "Syarat petani yang bisa ikut PSR tak ada bedanya jalur mitra ataupun mandiri. Yaitu tanaman sudah tua, produktivitas rendah karena dulu menggunakan benih ilegitim, dan legalitas lahan jelas," tukasnya.
Menurut Rosmala, sesuai dengan pasal 57 UU Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan, perusahaan perkebunan kelapa sawit bisa melakukan usaha kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling bertanggung jawab, serta saling memperkuat dan saling ketergantungan dengan petani kelapa sawit. Kemitraan akan sangat menguntungkan petani karena ada jaminan penyediaan bibit unggul kelapa sawit hingga mendatangkan kontraktor untuk tahapan tumbang chipping.
Baca Juga: Ikut PSR, Petani Bakal Untung
"Salah satu kendala realisasi tanam PSR adalah ketersediaan bibit unggul kelapa sawit. Petani terkadang harus menunggu satu tahun untuk mendapatkan bibit siap tanam. Kendala lainnya keterbatasan kontraktor tumbang chipping. Nah, kalau petani bermitra dengan perusahaan, kendala itu mudah diatasi," tukasnya.
"Alasan inilah yang mendorong kami terus meminta perusahaan perkebunan di Bengkulu bisa menjalin kemitraan dengan petani kelapa sawit," tambahnya.
Menurutnya, kontribusi perusahaan perkebunan kelapa sawit sangat diharapkan untuk membantu petani dalam hal menyediakan bibit atau benih kelapa sawit dan mendatangkan alat tumbang chiping. "Perusahaan perkebunan di Bengkulu sudah terbukti punya pengalaman dalam penyediaan bibit, akses terhadap benih unggul, dan peralatan lengkap untuk tumbang chipping. Jadi, sudah saatnya membantu petani kelapa sawit di sekitar lokasi operasionalnya," ujarnya.
"Syukurlah sudah banyak perusahaan di Bengkulu yang membantu petani ikut PSR. Ke depan diharapkan lebih banyak lagi perusahaan yang terlibat," ucapnya.
Ia menambahkan, selama ini kebanyakan petani kelapa sawit di Bengkulu memilih PSR jalur mandiri. Karena itulah pemerintah meminta petani mencari mitra, minimal mitra kerja dalam perbenihan dan land clearing.
"Sebab melalui jalur kemitraan, petani tidak dipusingkan dengan penyediaan alat berat dan pengadaan bibit sawit bersertifikat," tutupnya.







Komentar Via Facebook :