Pekanbaru, elaeis.co - Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan kabupaten/kota telah menyelesaikan update luas perkebunan kelapa sawit di Riau.

Ini dilakukan karena besaran DBH sawit yang diterima kabupaten/kota masih rendah, dan tidak sesuai fakta di lapangan. 

"Update luas perkebunan dilakukan berkaitan dengan laporan dari dinas perkebunan kabupaten/kota terkait DBH sawit yang dinilai masih rendah, dan tidak sesuai fakta di lapangan," kata Sekretaris Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Supriadi, kemarin.

Supriadi menjelaskan, dalam pembagian DBH sawit, luas perkebunan dan produksi merupakan parameter. Data yang digunakan pemerintah pusat dalam menghitung luasan kebun sawit di Riau dari Badan Pusat Statistik (BPS).

"Terkait data luasan dan produksi sudah diverifikasi ulang dan di-update bersama kawan-kawan dinas perkebunan kabupaten/kota di Riau," kata dia.

Hasilnya, terjadi penambahan yang cukup signifikan terhadap luas perkebunan kelapa sawit di Riau. "Luasnya bertambah cukup siginifikan. Namun untuk mengesahkan luasan itu, perlu di-SK-kan oleh kementerian terkait. Karena itu kita belum bisa menyampaikan data terbaru," ujarnya.

Untuk diketahui, sesuai data Kementerian Pertanian (Kementan) RI, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 16,83 juta pada 2023.

Itu juga tertuang dalam laporan Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2021-2023, bahwa luas kebun sawit di Indonesia tidak berubah sejak 2021.

Riau menjadi provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia yakni 3,49 juta hektar atau sekitar 20,75% dari total luas perkebunan kelapa sawit nasional 2023. Sementara di posisi kedua Kalimantan Tengah 2,03 juta hektar, dan disusul Sumatera Utara 2,01 juta hektar.