Berita / Sumatera /
La Nina Bisa Buat Buah Sawit Membusuk, Ini Penjelasannya!
TBS kelapa sawit terendam banjir. Foto: IST
Bengkulu, Elaeis.co - Fenomena La Nina atau hujan ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Bengkulu berpotensi membuat buah sawit membusuk.
Menurut pengamat pertanian terkemuka di Bengkulu, Profesor Dr. Zainal Muktamar SP MSi, fenomena La Nina yang berlangsung lama bisa menyebabkan banjir dan merendam tanaman sawit. Sehingga mendorong petani sawit menunda panen.
"Banjir yang berlangsung lama mengakibatkan rotasi panen tidak berjalan dengan baik yang berakibat banyak buah tidak dipanen. Sehingga ketika banjir surut jumlah buah yang dipanen meningkat namun kualitas buah menurun dikarenakan buah mengalami pembusukan," ujar Zainal, Senin 15 April 2024.
Baca Juga: Banyak Pekebun Sawit Belum Miliki Sertifikasi ISPO
Selain itu, Zainal menambahkan, buah sawit juga bisa mengalami pembusukan karena terendam banjir. Sehingga akan menyebabkan kerugian besar bagi petani sawit.
"Buah sawit bisa busuk karena terendam banjir, itu tentu saja merugikan petani karena buah tersebut pasti ditolak oleh pabrik," tutur Zainal.
Ia menyarankan, agar petani kelapa sawit meningkatkan sistem pengelolaan kebun mereka, termasuk dalam hal penanganan banjir. Langkah-langkah pencegahan seperti pembuatan tanggul atau saluran pembuangan air perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak banjir pada masa mendatang.
"Kami pikir perlu antisipasi sejak dini mulai dari pembuatan tanggul atau saluran pembuangan air perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak banjir," pungkasnya.
Baca Juga: Produktivitas Tanaman Sawit Bisa Turun Jika Terendam Banjir
Salah seorang petani di Bengkulu Tengah, lskandar Maun mengungkapkan, bahwa kebun sawit miliknya yang berada dekat aliran sungai rawan terendam banjir setiap musim hujan. Hal itu tentu saja merugikan dirinya. Sebab banyak TBS kelapa sawit tidak bisa dipanen akibat membusuk.
"Kami sangat terpukul terutama pada tahun 2019 silam dengan dampak banjir yang cukup besar. Bukan hanya kehilangan hasil panen, tapi juga merugi karena harus membuang buah-buah yang sudah busuk akibat terendam banjir," ujar Iskandar.
Ia mengaku, cukup kecewa dengan pemerintah pada saat itu karena tidak memberikan bantuan dan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Bahkan mereka tidak memberikan bantuan dalam hal rehabilitasi kebun, pemulihan tanaman yang rusak, dan kompensasi atas kerugian yang dialami petani.
"Jangankan saat banjir, saat terjadi kemarau panjang saja kami tidak diperhatikan, intinya berharap dengan pemerintah itu tidak berguna," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :