Bengkulu, elaeis.co - Produk hilir sawit di Provinsi Bengkulu masih berupa Crude Palm Oil (CPO). Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, berharap ada investor yang membangun pabrik pengolahan CPO menjadi biodiesel.

"Hadirnya pabrik biodiesel di wilayah ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi petani kelapa sawit dan industri perkebunan di Bengkulu," katanya, Minggu (16/7).

Menurutnya, selama ini CPO yang dihasilkan Bengkulu lebih banyak diekspor, tidak dimanfaatkan secara maksimal di dalam negeri. Dengan adanya pabrik biodiesel, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk tersebut dan mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor.

"Pengembangan pabrik pengelolaan CPO menjadi biodiesel ini merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi besar industri kelapa sawit di Bengkulu. Selain dapat menciptakan nilai tambah, penggunaan biodiesel juga akan berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, mendukung program pemerintah terkait energi terbarukan, sekaligus mendorong penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan," tukasnya.

Selain manfaat ekonomi dan lingkungan, pembangunan pabrik biodiesel juga diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat setempat. Proyek ini akan memberikan kesempatan bagi para petani kelapa sawit dan pekerja lokal untuk terlibat secara langsung dalam proses produksi dan pengelolaan biodiesel, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

"Kami yakin adanya pabrik biodiesel akan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Bengkulu. Selain memberikan lapangan pekerjaan yang lebih baik, proyek ini juga akan mendorong transfer teknologi," ujarnya.

Rohidin mengaku terus menyiapkan peningkatan infrastruktur dan regulasi yang mendukung hilirisasi sawit di Bengkulu. "Kami mengundang investor untuk melakukan penelitian dan studi kelayakan pembangunan pabrik biodiesel. Kami siap memfasilitasi," jelasnya.