Berita / Nasional /
Aroma Tak Sedap IPOS 7
penampakan brosur IPOS 7 dan IPOS 6. Pada IPOS 6 Apkasindo dan SAMADE masih jadi pendukung acara. foto: repor
Jakarta, elaeis.co - Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum (IPOS) 7 yang juga bakal digelar di hotel yang sama dengan gelaran IPOS 6 tahun lalu; Santika Dyandra Premiere Convention di kawasan jalan Kapten Maulana Lubis Medan Sumatera Utara (Sumut), bakal beda.
Dibilang begitu lantaran dari lima pendukung acara IPOS 6, pada IPOS tahun ini hanya tinggal tiga. Sementara inisiator IPOS, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) tidak lagi diikutkan. Termasuk Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE), juga tak lagi ada.
Oleh keadaan ini, muncul kesan kalau hubungan GAPKI Sumut sebagai penyelenggara acara IPOS 7 ini dengan asosiasi petani, sedang tidak baik.
Jika pada tahun lalu enam perwakilan pekebun --- empat perwakilan pekebun swadaya dan dua pekebun Perkebunan Inti Rakyat (PIR) --- didapuk untuk cerita soal pengalamannya dalam melaksanakan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) program Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), tahun ini cuma dua perwakilan.
Itupun, satu kelompok tani berasal dari Demak Jawa Tengah dan satu lagi Koperasi Jaya Usaha Bersama (KJUB) Ophir dari Pasaman Barat Sumatera Barat (Sumbar).
Dari penelusuran elaeis.co, Kelompok Tani Citra Kinaraya Demak adalah kelompok tani yang bergerak di sektor gabah, sementara KJUB Ophir memang bergerak di sektor kelapa sawit.
Inilah yang membikin Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap menarik napas panjang.
"Ada apa ini kok mengundang petani gabah? Apa sudah enggakk ada lagi petani sawit yang harus diperhatikan? Harus diingat lho, duit yang dipakai untuk gawe ini sebahagian atau bahkan semuanya berasal dari kocek BPDPKS yang notabene urusan sawit," katanya kepada elaeis.co tadi malam.
Mestinya kata Gus, IPOS itu tetap fokus pada pelaku sawit. Ini persis dengan nama helat itu. "Masih sangat banyak petani, baik swadaya maupun eks plasma yang harus diurusi. Kenapa eks plasma cerai dengan perusahaan mitranya dan kenapa produktifitas petani swadaya rendah, belum banyak yang berkelompok, banyak diklaim dalam kawasan hutan, ini yang harus dibicarakan dalam forum itu," ujarnya.
"Kalau kami (Apkasindo) kemudian tak lagi diikutkan sebagai pendukung acara itu, monggo. Silahkan, tapi itu tadi, IPOS itu musti konsisten dengan misinya. Saya sangat paham kenapa IPOS itu kemudian lahir, sebab saya salah satu inisiatornya," suara lelaki 51 tahun ini meninggi.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumut, Alexander Maha membantah kalau hubungan GAPKI Sumut dengan asosiasi petani retak.
"Hubungan dengan asosiasi petani tetap baik. Pada IPOS 7 fokusnya adalah hanya membahas pengusaha sawit dengan kelompok-kelompok tani binaannya. Pengusaha sawit ingin membina kelompok-kelompok tani binaannya menjadi lebih profesional lagi dengan mem-benchmarking keberhasilan kelompok tani sawit Ophir dan kelompok tani komoditi lainnya yang telah proven sukses," kata Alexander kepada elaeis.co melalui pesan whatsapp.







Komentar Via Facebook :