https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

PalmCo Diminta Berkontribusi Lebih Besar Terhadap Penerimaan Negara

PalmCo Diminta Berkontribusi Lebih Besar Terhadap Penerimaan Negara

Pabrik kelapa sawit yang dikelola PTPN IV Regional III. foto: dok.


Jakarta, elaeis.co - Anggota Komisi VI DPR RI Jon Erizal MBA meminta PTPN IV PalmCo memberikan kontribusi lebih besar terhadap penerimaan negara.

Pernyataan itu dilontarkan setelah memimpin kunjungan kerja spesifik ke PTPN IV Regional III di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, yang diikuti sejumlah anggota Komisi VI DPR RI beberapa hari lalu. Kunjungan kerja tersebut bertujuan untuk melihat secara langsung pengembangan ekosistem Industri Kelapa Sawit Nasional di Provinsi Riau, termasuk permasalahan dan kendala yang dihadapi beserta upaya penanganannya.

Jon mengatakan, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan yang menjadi andalan penyumbang ekspor Indonesia. 

Baca juga: Duduk Bareng Aspek-PIR, PTPN IV Regional V dan GAPKI Kalsel Bahas Rencana Ini

"PalmCo adalah holding company perusahaan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh BUMN. Kami sudah berdiskusi membahas bagaimana PalmCo berani maju ke depannya. Saya berharap bahwa BUMN termasuk PalmCo ini harus punya kontribusi besar terhadap penerimaan negara. Karena ke depan, pemerintah kita berencana akan menggenjot pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh sampai dengan delapan persen. Dan pertumbuhan itu harus ada sumber penerimaan negara yang jelas," paparnya dalam keterangan resmi Setjen DPR RI dikutip Rabu (26/6).

Dia menyampaikan, selain dari pajak dan hasil utang, sumber penerimaan negara lainnya berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Tetapi yang tidak kalah penting menurutnya adalah penerimaan dari dividen BUMN.

"Kalau ini digenjot lebih besar, tentu akan menjadi sumber penerimaan yang punya kontribusi terhadap APBN kita ke depan. Sehingga pertumbuhan ekonomi tujuh sampai dengan delapan persen bisa tercapai. Tidak tergantung pada hutang sepenuhnya dan tidak tergantung juga pada hal-hal yang memberatkan posisi kita," tuturnya.

Baca juga: Oalah, PTPN IV Regional 4 Dilaporkan ke KLHK Terkait...

Jon juga mengingatkan bahwa PalmCo mempunyai lahan terbesar dibandingkan beberapa perusahaan sawit lainnya.

"Hampir totalnya tujuh ratusan lebih wilayahnya. Untuk sawitnya sendiri kalau tidak salah sekitar 586 ribu hektar. Ini potensi yang sangat luar biasa. Tetapi sayang, justru perusahaan-perusahaan swasta lainnya yang malah sudah melakukan downstream (hilirisasi) sampai kepada tingkat pembuatan kosmetik, selain memproduksi minyak goreng dan margarin," ungkap Jon.

Dikatakannya, kalau hilirisasi bisa dilakukan oleh pihak PalmCo, maka hal itu bisa membuat multiplier effect atau efek berantai. Sementara Palm Co saat ini baru sampai pada tahap (produksi) minyak goreng.  Untuk bisa merambah dan meningkat lagi, diperlukan investasi yang juga besar. 

Baca juga: PTPN Grup Yakin Bisa Selesaikan PSR Jalur Kemitraan, Nama PPKS Disebut

"Saya mendorong agar PalmCo ini diberi penguatan dan kelonggaran aturan-aturan yang mendukung agar titik downstream-nya bisa sampai pada tingkat yang menguntungkan. Kalau hilirisasi ini berjalan, apalagi sampai pada ke tingkat kosmetik, maka nilai tambahnya bisa sangat luar biasa bertambah," urainya.
 
"Tentu didukung juga dengan kebijakan-kebijakan lain. Karena BUMN kita, khususnya sawit itu sudah lama berjalan. Jangan sampai karena tidak ada inovasi, akhirnya hilang dan tenggelam. Saya melihat ada beberapa langkah, dan pihak PalmCo berjanji menyampaikan roadmap terkait langkah-langkah dan inovasi yang akan dilakukan. DPR akan terus mengawasi implementasinya nanti akan seperti apa," imbuh Jon.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :