Pekanbaru, elaeis.co - "Pak Jokowi berkali-kali bilang, jangan ribet," kata Gulat Medali Emas Manurung saat berbincang dengan elaeis.co mengenai permalasahan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), Jumat (13/1) pagi. 

Itu diungkapkannya lantaran kesal dengan persyaratan yang dibuat pemerintah untuk mendapatkan program yang didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) itu. 

Menurut Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) ini, syarat yang dikeluarkan pemerintah semakin memberatkan petani. Kondisi ini lah yang membuat realisasinya makin lama makin kendor. 

Menurut Gulat, syarat-syarat yang dibutuhkan untuk program PSR ini makin lama makin tak masuk akal. Dan ini tidak sepaham dengan tujuan Presiden Jokowi untuk mensejahterakan petani. 

"Pak Jokowi berkali-kali mengatakan, 'jangan ribet, sederhanakan'. Tapi nyatanya untuk PSR ini, makin ribet. Ini menandakan tidak satu pahamnya para pembantu Presiden dalam mensukseskan program strategis dari Presiden Jokowi," ujar Gulat. 

Menurut Gulat, dua syarat yang ada di Permentan 03 Tahun 2022 itu tidak perlu lagi. Yakni harus bebas lahan gambut dan tidak tumpang tindih dengan HGU. 

"Yang sudah eksisting sawit itu kan berarti sudah ada sawitnya. Namanya replanting, sawitnya itu sudah lebih dari 20 tahun. Harusnya, yang sudah di atas 20 tahun di kuasai petani, itu tidak usah lagi pakai persyaratan yang ribet-ribet," kata dia. 

"Lebih bagus disederhanakan, kalau memang tujuannya untuk membantu petani sawit," pungkasnya.