Berita / Nusantara /
BRIN Bantu Ungkap Jejak Karbon Produk Sawit PT INL

Penandatanganan MoU antara BRIN dengan PT INL. foto: Humas BRIN
Jakarta, elaeis.co - Keberadaan industri kelapa sawit menjadi bagian penting dalam pemenuhan berbagai produk keperluan masyarakat. Namun demikian, keberadaan industri kelapa sawit sering kali menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan.
Untuk itulah sebagai upaya menjaga keberlanjutan industri kelapa sawit, dibutuhkan kolaborasi riset Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur dampak lingkungan produk hilirisasi kelapa sawit. LCA memberikan wawasan menyeluruh mengenai jejak ekologis, mulai dari produksi hingga pemakaian akhir.
PT Industri Nabati Lestari (PT INL) yang bergerak dalam industri kelapa sawit menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan kolaborasi riset LCA dalam rangka penghitungan dampak lingkungan produk hilirisasi kelapa sawit.
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) BRIN dengan PT INL. MoU ditandatangani oleh Kepala OREM BRIN Haznan Abimanyu dan Direktur PT INL Hasyim Toriq.
Haznan mengatakan, dalam riset ini, BRIN akan membantu menjelaskan secara kuantitatif dampak lingkungan dari produk hilir minyak sawit. "Hal yang sudah dilakukan adalah melakukan identifikasi hotspot dampak lingkungan termasuk dampak gas rumah kaca (GRK) pada proses pembuatan minyak goreng. Untuk hilirisasinya, seperti margarine, shortening, dan biodiesel, juga akan dilakukan hal yang sama," jelasnya dalam keterangan resmi Humas BRIN dikutip Sabtu (18/11).
Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan naskah kerja sama antara Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) dan PT INL. Naskah kerja sama ditandatangani oleh Kepala PR SPBPDH Nugroho Adi Sasongko dengan General Manager Coorporate Development PT INL Kaseno.
Menurut Nugroho, data hasil riset ini nantinya akan memperjelas dampak lingkungan yang diakibatkan dari beroperasinya industri kelapa sawit.
"Hasil riset ini dapat memberikan gambaran carbon footprint dari produk PT INL. Dan juga dapat memperjelas sampai di mana dampak lingkungan dari produk PT INL. Carbon footprint produk PT INL akan berguna untuk penetrasi pasar ke negara-negara Uni Eropa yang sangat memperhatikan dampak lingkungan suatu produk," paparnya.
Dia menambahkan, selain melakukan perhitungan dampak lingkungan, kolaborasi riset ini juga akan menghasilkan draft permohonan kekayaan intelektual dan juga draft karya tulis ilmiah yang akan dipublikasikan baik dalam skala nasional dan/atau internasional
Melalui kolaborasi ini, Nugroho berharap dapat menghasilkan teknologi-teknologi yang dapat membantu mengembangkan produk Indonesia, sehingga dapat menembus pasar internasional. Dan sebagai tindak lanjut kedepannya, juga diharapkan dapat terjalin kolaborasi riset terkait pengembangan Product Category Rules (PCR) produk sawit dan turunannya.
Komentar Via Facebook :