https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Sindir LSM Anti Sawit, Guru Besar IPB: Kalau Orang Tanam Tebu atau Aren di Hutan, Ada yang Ribut Nggak?

Sindir LSM Anti Sawit, Guru Besar IPB: Kalau Orang Tanam Tebu atau Aren di Hutan, Ada yang Ribut Nggak?

Kebun sawit dengan tanaman yang masih berusia muda atau belum menghasilkan. Foto: ist.


Jakarta, elaeis.co - Rencana pemerintah memanfaatkan kawasan hutan yang terlanjur rusak untuk perkebunan sawit didukung banyak kalangan, termasuk akademisi.

Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Yanto Santoso, mengatakan, sawit yang sangat cocok tumbuh di negara tropis kerap menjadi sasaran didiskriminasi. Apalagi tanaman ini memiliki banyak manfaat mulai dari pangan hingga energi. Hebatnya lagi, sawit merupakan tanaman yang produktivitasnya mencapai empat sampai delapan kali lipat dibandingkan bunga matahari dan kedelai, yang menjadi andalan minyak nabati Eropa dan Amerika Serikat (AS).

“Ada perang dagang nih di pasar minyak nabati internasional. Coba kalau sawit tumbuh di Eropa sama AS, mereka nggak akan mempersoalkan,” kata Yanto dalam keterangannya dikutip elaeis.co Selasa (14/1).

“Jadi memang AS dan Eropa, kalau dalam bahasa agamanya, mereka iri dengan sawit kita. Karena kita kan matahari penuh setiap hari. Jadi memang produk sawit di kawasan tropis ini luar biasa,” sambungnya.

Menurutnya, kondisi inilah yang memicu terjadinya diskriminasi terhadap sawit yang berujung pada penilaian negatif dari segelintir Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing dan menyebut tanaman sawit menyebabkan deforestasi.

“Karena iri, disuruhlah para LSM. Sekarang mikir saja deh, ketika orang mau menanam tebu atau aren di kawasan hutan, ada yang ribut nggak? Tidak ada. Begitu ada kata-kata sawit, langsung ribut kan LSM? Karena mereka dibiayai oleh asing untuk menghantam, kita nggak boleh maju,” tandasnya.

Ia lantas mengajak pegiat LSM, para peneliti atau para guru besar lain agar tidak melulu berpikir anti sawit dan beranggapan bahwa pihak yang peduli sawit tak sayang dengan hutan Indonesia. “Semua bangsa ini sayang sama hutan Indonesia. Kami juga sangat sayang sama hutan, rimba raya kita, sangat sayang,” ucapnya.

Dia dengan tegas mendukung rencana Presiden RI Prabowo Subianto memperluas lahan sawit di Indonesia di kawasan hutan yang terlanjur rusak atau terdegradasi karena akan menambah produktivitas kawasan tersebut

Menurutnya, perluasan lahan sawit di kawasan hutan rusak terdegradasi bukanlah deforestasi, melainkan upaya menambah produktivitas lahan yang sudah terlanjur rusak untuk keperluan swasembada pangan dan energi terbarukan.

“Kalau kebun sawit yang dimaksud Bapak Presiden itu akan ditanam di kawasan hutan yang sudah rusak, maka itu bukan deforestasi. Karena nggak ada tumbuhan pohon. Sebaliknya akan meningkatkan produktivitas kawasan tersebut,” terangnya.

Dia menilai sejumlah pihak salah paham dengan rencana pemerintah tersebut, di mana pemerintah disangkakan akan membuka hutan rimba raya untuk dijadikan kebun sawit.

“Saya yakin ada misunderstanding tentang pengertian hutan dan kawasan hutan. Semua yang tidak setuju tampaknya berpikiran bahwa Bapak Presiden atau Menteri LHK akan membuka hutan rimba raya. Dibongkar, dijadikan kebun sawit,” pungkasnya.

 

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :