Jakarta, elaeis.co – Wilmar Indonesia menargetkan 11.700 petani sawit swadaya atau setara 23.400 hektare mendapatkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada 2030. Untuk mencapainya, Wilmar menggandeng pemerintah daerah, pembeli (buyer), perguruan tinggi, dan LSM.

“Kami membangun kolaborasi agar petani bisa memperoleh sertifikasi ISPO,” ujar Head of Sustainability Wilmar Indonesia, Pujuh Kurniawan, dalam keterangannya baru-baru ini.

Untuk merealisasikan target ini, Wilmar menerjunkan tim teknis untuk mendampingi petani menjalankan Good Agricultural Practices (GAP), High Conservation Value (HCV), serta prinsip NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation).

Pujuh mengungkapkan, Sejak 2017 Wilmar mengembangkan program kemamputelusuran (traceability) yang telah membantu 12 koperasi petani swadaya meraih sertifikasi ISPO.

Beberapa koperasi, seperti Perkasa Nalo Tan dan Tuah Abadi Makmur, bahkan mendapat bantuan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) masing-masing Rp 3,8 miliar dan Rp 4,8 miliar.

“Kami juga membantu petani dalam bibit unggul, pupuk, pelatihan ISPO, hingga akses pasar,” tambahnya.

Untuk mendukung tata kelola perkebunan, Wilmar mengembangkan aplikasi Silabanmerindu, yang mempermudah pencatatan anggota koperasi dan memastikan kepatuhan terhadap standar keberlanjutan.

Inisiatif lainnya yang dijalankan adalah Lansekap Siak Hijau, bekerja sama dengan Pemkab Siak, Riau, untuk mendorong perkebunan sawit berkelanjutan.

Dengan berbagai langkah ini, perusahaan berharap sertifikasi ISPO makin luas, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memperkuat posisi sawit Indonesia di pasar global.