Sulbar, elaeis.co - Petani kelapa sawit meminta agar program Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) benar-benar disalurkan maksimal untuk petani. 

Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sulawesi Barat, Andi Kasruddin Raja Muda. Dia mengakui bahwa bantuan tersebut sangat dibutuhkan oleh petani sawit saat ini. 

"Harus betul-betul direalisasikan ke petani kelapa sawit. Di mana petani sekarang ini ngos-ngosan mendapatkan hasil produksi kebunnya," kata Andi kepada elaeis.co, Rabu (18/1). 

Salah satu yang memang paling dibutuhkan dari program Sarpras itu, kata Andi, adalah peningkatan jalan produksi dan juga jalan akses mobil pengangkut tandan buah segar (TBS). 

"Karena jalan yang ada sekarang ini, yang dilewati ini, bukan andong, bukan mobil-mobilan, tapi mobil berat ditambah lagi beban muatan yang berat, otomatis beban jalan semakin berat dan jalan semakin rusak. Jadi saya harapkan, pemerintah melalui BPDPKS ini benar-benar menyalurkan dana itu," harapnya. 

Dia juga mengakui bahwa jalan-jalan yang ada saat ini semakin rusak dengan banyaknya truk perusahaan yang mengambil TBS ke pelosok perkebunan sehingga membuat akses semakin rusak. 

"Apalagi menjamurnya pabrik kelapa sawit tanpa kebun. Itu semua jalanan diterobos. PKS memburu kelapa sawit sampai ke pelosok, dan tidak ada yang bertanggungjawab di dalamnya, hanya menunggu bantuan pemerintah," kata dia. 

"Kapan pemerintah mau masuk untuk memperbaiki jalan-jalan TPA. Sementara sekarang ada program bantuannya, tapi sulit diakses," ujarnya.

Tak hanya berkaitan dengan peningkatan jalan produksi, pupuk dan herbisida juga menjadi poin penting yang sangat dibutuhkan petani di Kalimantan Barat.

Oleh sebab itu, dia meminta agar program Sarpras tersebut bisa lebih mudah diakses oleh petani. Salah satunya adalah dengan mempermudah persyaratannya.