Berita / Sumatera /
Petani Karet di Kabupaten Bengkulu Utara Banyak Beralih ke Kelapa Sawit
Petani saat menyadap pohon karet. Foto: IST
Bengkulu, elaeis.co - Petani karet di Kabupaten Bengkulu Utara banyak yang telah beralih profesi menjadi petani kelapa sawit. Sebab harga getah karet di wilayah ini masih berkisar antara Rp 6.000,- hingga Rp 6.500,- per kilogram.
Salah satu petani karet dan pengepul getah karet di Kecamatan Batik Nau Kabupaten Bengkulu Utara, Asman mengatakan, harga karet di Bengkulu Utara belum memberikan keuntungan yang memadai bagi para petani. Sehingga membuat banyak petani karet beralih ke tanaman kelapa sawit.
"Harga getah karet belum membaik, makanya banyak yang beralih tanam sawit," kata Asman, Senin 26 Februari 2024.
Asman menambahkan, harga ideal untuk getah karet di tingkat petani seharusnya mencapai Rp 10 ribu per kilogram. Namun, selama lebih dari 10 tahun, harga tersebut belum mengalami kenaikan.
"Kami harap adanya peran pemerintah, agar harga karet meningkat dan dapat mensejahterakan para petani karet," harap Asman.
Situasi sulit ini tentu saja mendorong banyak petani di Kabupaten Bengkulu Utara beralih menanam kelapa sawit. Sebab tanaman ini lebih menjanjikan bagi sebagian besar petani.
"Petani karet di Bengkulu Utara rata-rata sudah beralih ke tanaman sawit, tapi tetap saja peralihan ini bukanlah tanpa tantangan, karena diperlukan investasi awal yang cukup besar," kata Asman.
Baca Juga: Pupuk Organik Mudah Didapat, Petani Sawit Harus Inovatif
Asman berharap pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara bisa memberikan dukungan kepada para petani yang beralih profesi, baik dalam bentuk pelatihan maupun bantuan finansial, agar mereka dapat sukses dalam menanam kelapa sawit.
"Sebagai upaya jangka panjang, penting bagi pemerintah untuk bekerja sama dengan para petani dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pertanian sawit yang lebih berkelanjutan dengan pelatihan dan bantuan bibit," pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Bupati Bengkulu Utara, Mian mengatakan, pemerintah tidak bisa mengintervensi harga karet di pasaran. Sebab seluruh mekanisme harga ditentukan oleh pasar.
"Kami tidak bisa mengintervensi harga karet karena itu pasar yang kendalikan," ujar Mi'an.
Selain itu, Mi'an mengaku, tidak melarang petani karet beralih ke tanaman sawit. Selagi tanaman tersebut menghasilkan dan memberikan keuntungan bagi petani maka pihak pemerintah kabupaten Bengkulu Utara mendukung.
"Kami tidak melarang kalau petani beralih ke tanaman kelapa sawit, selagi itu menguntungkan bagi petani, kami mendukung hal itu," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :