https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Pengepul Banderol TBS Rp 2.260/Kg, Petani Berharap Naik Terus

Pengepul Banderol TBS Rp 2.260/Kg, Petani Berharap Naik Terus

Petani sawit mengumpulkan hasil panen. foto: Yahya


Sibuhuan, elaeis.co - Petani kelapa sawit swadaya di Desa Pir Trans Sosa IV, Kecamatan Huta Raja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas (palas), Sumatera Utara, banyak yang tak sabar menunggu jadwal panen. Pasalnya, harga tandan buah segar (TBS) mulai membaik.

Udin, petani di Desa Pir Trans Sosa IV menyebutkan, saat ini pengepul membanderol TBS petani Rp 2.260/kg. "Alhamdulillah, cukup puas rasanya dengan kondisi nilai jual TBS saat ini," katanya menjawab elaeis.co, Kamis (26/).

"Kalau angka itu bertahan apalagi terus merangkak naik, saya sudah bisa merawat kebun. Belakangan ini kami petani swadaya di sini tidak terpikir lagi melakukan perawatan, untuk kebutuhan pokok rumah saja susah," tambahnya.

Udin menilai pemerintah kurang peka terhadap tanggungan petani sawit kecil yang jumlahnya sangat banyak. "Harusnya pemerintah menyesuaikan harga produk industri seperti pupuk dan pestisida dengan
nilai jual hasil panen petani," tukasnya.

"Kami petani swadaya berharap pemerintah membuka mata. Janganlah disamaratakan petani kecil dengan pengusaha sawit besar," tambahnya.

Menurutnya, saat ini harga pupuk dan pestisida di wilayah itu masih cukup mahal. "Harga pupuk per zak saat ini di atas Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta, harga segitu sangat luar biasalah untuk ukuran petani sawit swadaya dengan luas lahan terbatas," ujarnya.

"Racun juga mahal. Misalnya gramoxone harganya Rp 105 ribu per liter, dan round up Rp 120 ribu per liter. Makanya petani terus berharap harga sawit naik terus, karena harga pupuk dan pestisida saat ini enggak sesuai lagi dengan hasil penjualan TBS," tambahnya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :