Medan, elaeis.co - Teknologi sederhana untuk mengolah minyak sawit (CPO) menjadi minyak goreng jenis minyak makan merah yang dikembangkan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dinilai dapat membangkitkan perekonomian petani.

Kepala Dinas Perkebunan (disbun) Sumatera Utara (sumut), Lis Handayani Siregar, mengatakan, hilirisasi produk seperti yang dilakukan PPKS merupakan titik awal dalam memajukan perekonomian para petani kelapa sawit. Sebab, hasil panen mereka bisa dimanfaatkan secara maksimal dengan menjadikannya sebagai produk jadi.

Dia juga menilai mesin pengolahan sederhana tersebut bisa dijangkau oleh para petani kelapa sawit lewat koperasi atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) karena nilai investasinya lebih kecil dibandingkan perusahaan skala besar.

“Tetapi tentunya petani kita tidak bisa bergerak sendiri tanpa ada fasilitasi, harus dibantu, diantaranya oleh Dinas Koperasi dan UKM,” kata Lis dalam keterangan resmi Diskominfo Sumut.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut, Hermansyah, menyebutkan bahwa inovasi pengolahan minyak makan merah dikhususkan kepada rakyat dengan sistem kelola melalui koperasi.

“Jadi, dari rakyat, untuk rakyat. Ada hilirisasinya, ada rangkaiannya. Saya berharap ke depan, rakyat yang punya kebun sawit punya nilai jual lebih dari pada yang selama ini mereka peroleh,” sebutnya.

Dirut Holding Perkebunan PTPN III, Abdul Ghani, menjelaskan bahwa pengolahan minyak makan merah memiliki banyak kelebihan yang menguntungkan petani. Mesinnya bisa dibangun di dekat pabrik kelapa sawit (PKS) sehingga kebutuhan CPO bisa didapat dengan mudah.

“Jadi sebagian CPO bisa langsung diolah menjadi minyak goreng di sekitar PKS. Ini kan menguntungkan petani di saat harga sawit jatuh seperti sekarang. Dan kalau sudah dipasarkan di masyarakat, minyak goreng tidak mahal lagi,” sebutnya.