Pekanbaru, elaeis.co - Ketua DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Provinsi Riau, Karmila Sari, menyayangkan banyaknya anak-anak petani yang telah lulus menempuh pendidikan dengan beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang masih kesulitan mendapatkan pekerjaan. 

Pasalnya, setelah lulus menimba ilmu mengenai perkebunan hingga teknik mesin pabrik kelapa sawit (PKS) mereka tidak diberi fasilitas untuk penempatan bekerja. 

"Sudah saya sampaikan ke BPDPKS langsung, ke bagian perencanaan, Litbang, jangan ditinggalkan anak-anak yang sudah lulus dari beasiswa BPDPKS ini, juga dibantu untuk penempatan di daerahnya," kata Karmila kepada elaeis.co, Kamis (7/7). 

Menurutnya, seharusnya anak-anak petani yang sudah lulus dari pendidikan di sejumlah perguruan tinggi yang telah bekerjasama dengan BPDPKS itu bis langsung ditempatkan di berbagai perusahaan, baik pabrik kelapa sawit (PKS) maupun perkebunan sawit. 

"Kan banyak perusahaan. Ngapain kita bikin pelatihan-pelatihan lagi. Kan sudah ada yang ready. Anak-anak ini sudah siap pakai kok. Kita seabrek-abrek PKS, perusahaan oleokimia, ada PKS Malaysia di Dumai, ada Sinarmas, dan lainnya," kata dia.

Politisi Golkar itu juga mendorong agar pemerintah daerah bisa melakukan negosiasi dengan perusahaan-perusahaan sawit yang ada di Riau agar bisa menerima anak-anak para petani, yang menurutnya ilmunya telah matang untuk terjun ke dunia industri. 

"Kan pemerintah daerah bisa lobi ke mereka. Kita kasih izin bangun perusahaan di sini, dan kita minta mereka untuk menerima putra daerah untuk bekerja di perusahaan mereka. Anak-anak kita sudah siap semua kok, ilmunya sudah matang dengan pendidikan ini," lanjutnya.