Jakarta, Elaeis.co - Polemik rencana pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit di area seluas sekitar 60 hektar di wilayah Malang selatan terus bergulir. Bupati Malang Muhammad Sanusi tidak keberatan dilakukan kajian lingkungan.

“Nanti dikaji, itu tanggung jawab pabrik yang akan berdiri. Pemda hanya menyiapkan sarana,” katanya, seperti dikutip Suryamalang.com, kemarin.

Terkait komoditi sawit yang dinilai sebagian kalangan tidak cocok dengan wilayah setempat, Sanusi memilih tak ambil pusing. “Itu haknya mereka. Kan komentarnya simpang siur, tapi saya biarkan saja. Nanti akan bergulir sendiri,” tukasnya.

Pengusaha tebu asal Gondanglegi itu lantas mengajak masyarakat memahami konteks perkebunan sawit yang tak ubahnya sebuah lahan hijau. Ia menilai sawit tidak merusak lingkungan.

"Lahan sawit itu apa bukan hijau? Jadi harus dipahami konteks menyeluruh. Lahan hijau itu termasuk juga sayur, buah-buahan, sawit, itu hijau semua. Tidak ada tanaman padi yang mau ditanami dengan sawit,” tegasnya.

Menurutnya, ide awal industrialisasi kelapa sawit muncul di tahun 2019 dalam rakor bupati se-Jawa Timur dengan Darmin Nasution ketika masih menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Ketika ditawari penempatan industri sawit, Sanusi menyanggupinya. “Darmin Nasution menanyakan daerah mana yang siap ditempati pabrik sawit, saya sampaikan Kabupaten Malang siap karena sudah ada tanaman sawit di Malang Selatan,” ungkapnya.

Di Malang Selatan, perkebunan sawit sudah tersebar di beberapa wilayah seperti Kecamatan Bantur dan Kecamatan Gedangan. “Saya hanya mau mengembangkan apa yang sudah ada, untuk menyambut program pemerintah,” sebut Sanusi.

Kini Pemkab Malang menunggu keputusan apapun terkait realisasi wacana industri kelapa sawit di Malang Selatan. “Tergantung kemampuan pusat, kalau mau dirikan ya silahkan. Titiknya juga masih belum, masih pembicaraan intens antar kementerian,” tutupnya.