Berita / Nasional /
Jadi Dosen Tamu di UGM, CEO Smart Batik Kenalkan Inovasi Produk Turunan Sawit
 
                CEO Smart Batik Miftahudin Nur Ihsan menjadi dosen tamu kuliah kewirausahaan di FEB UGM. Dok.Istimewa
Jakarta, elaeis.co - CEO Smart Batik Miftahudin Nur Ihsan menjadi dosen tamu kuliah kewirausahaan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa 29 April 2025.
Di sana pria yang tengah mengembangkan produk Batik Sawit ini membahas terkait dengan inovasi yang dilakukan CV Smart Batik Indonesia (Smart Batik) mulai dari awal berdiri hingga sekarang.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Smart Batik dan Pensil Terbang Tanam Ratusan Mangrove di Pantai Baros Yogyakarta
Diketahui bahwa Smart Batik merupakan usaha inovatif yang berasal dari Kota Yogyakarta yang dirintis oleh Ihsan dan istrinya, Dinar Indah Lufita Sari pada tahun 2018.
Ihsan menceritakan bahwa inovasi pertama yang dilakukannya dengan menginisiasi motif-motif batik tematik, seperti batik bermotif pendidikan, kesehatan, sains, sosial, bahasa, olahraga, musik, pertanian, perkebunan, perikanan, ekonomi, geografi, dan motif-motif unik lainnya.
"Dari inovasi ini, kemudian Smart Batik dipercaya Direktorat Pajak Republik Indonesia untuk mengembangkan batik bertema kesadaran pajak pada tahun 2018," ujar Ihsan dalam keterangan tertulis kepada elaeis.co, Rabu (7/4).
Baca Juga: Puncak Dharma Santi BUMN 2025, Wamen Aminuddin Borong Batik Sawit
Selanjutnya, Smart Batik semakin dikenal dan menerima pesanan batik kustom dari instansi pemerintahan serta dipercaya berbagai asosiasi pendidik nasional untuk mengembangkan batik asosiasi, seperti Batik Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (2020), Batik Perkumpulan Pendidik Sains Kimia Indonesia (2021), Batik Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (2022), dan Batik Forum Guru Indonesia (2024).
Bahkan, lanjutnya, sejak tahun 2023 Smart Batik mulai bermitra dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Kementerian Keuangan, dengan mengembangkan batik sawit dan pewarna alami.
Berbeda dengan sebelumnya, inovasi yang dilakukan lebih ke arah material/bahan batik, dimana Smart Batik mengembangkan produk malam/lilin batik yang berbasis kelapa sawit.
Berkat inovasi ini, Smart Batik semakin berkembang dan saat ini dapat membina 60 ibu-ibu pembatik di Yogyakarta. Pada kesempatan ini, Ihsan juga menjelaskan berbagai macam produk turunan kelapa sawit yang dapat dijadikan sebagai ide bisnis, seperti di industri kosmetik, energi, farmasi, makanan, dan kerajinan.
“Adik-adik mahasiswa, salah satu ide bisnis yang saat ini cukup potensial adalah pengembangan hilirisasi produk kelapa sawit. Sawit memiliki berbagai macam produk turunan dan ternyata selama 24 jam kita tidak terlepas dari produk turunan sawit, seperti sabun, shampoo, kosmetik, pasta gigi, makanan, bahan bakar, dan produk-produk kerajinan,” ungkap Alumni Penerima Beasiswa Bidikmisi dan LPDP tersebut.
Sementara dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan FEB UGM, Risa Virgosita, S.E., M.Sc., Ph.D berharap, dengan adanya sesi bersama praktisi ini, dapat menambah semangat wirausaha mahasiswa-mahasiwa di kelasnya, serta dapat menjadi tempat berdiskusi antara mahasiwa dan praktisi.
Sesi kemudian diakhiri dengan diskusi tentang progres projek kewirausahaan yang dikerjakan mahasiswa dan berbagai kendala dilapangan.







Komentar Via Facebook :