https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Dukung Inovasi Dan Keberlanjutan Sawit, Polinela Gelar Workshop GRS 2024

Dukung Inovasi Dan Keberlanjutan Sawit, Polinela Gelar Workshop GRS 2024

Workshop Program Grant Riset Sawit di Polinela. foto: Ist.


Bandar Lampung, elaeis.co - Politeknik Negeri Lampung (Polinela) menjadi tuan rumah dalam Workshop Program Grant Riset Sawit (GRS) yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk tahun 2024. Acara ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan di industri kelapa sawit, tetapi juga mendukung inovasi melalui Program GRS.

Dukungan pendanaan melalui GRS ini ditujukan untuk penelitian dan pengembangan oleh sejumlah lembaga dan universitas di Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, sustainability, serta mendorong penciptaan produk/pasar baru dan nilai tambah kelapa sawit. Hasil penelitian dengan pendanaan GRS diharapkan dapat memberikan manfaat luas, baik bagi industri kelapa sawit, pemerintah, maupun masyarakat petani sawit.

Workshop ini diselenggarakan secara hybrid di ruang sidang utama Polinela. Acara dibuka oleh Mohammad Nurdin MAB, Direktur Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung.

Nurdin menyambut baik kegiatan ini dan mengakui pentingnya penelitian untuk mendukung perkembangan industri kelapa sawit. Ia optimis bahwa melalui kolaborasi penelitian dan pengembangan akan lahir inovasi-inovasi baru yang dapat membawa dampak positif bagi seluruh industri.

Direktur Polinela, Prof Dr Sarono, juga hadir sebagai perwakilan dari Forum Direktur Politeknik Negeri Se-Indonesia (FDPNI). "Kita berharap kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi antar-politeknik dalam mendukung riset dan pengembangan industri kelapa sawit secara berkelanjutan," katanya dalam keterangan resmi dikutip Rabu (7/2).

Workshop ini menghadirkan dua keynote speaker berkompeten, yaitu Arfie Thahar MM, Tim Ahli BPDPKS, dan Prof Dr Udin Hasanudin dari Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Keduanya membahas tren dan tantangan dalam industri kelapa sawit, serta peran penelitian dalam menjawabnya.

Arfie juga mengungkapkan bahwa BPDPKS telah melakukan 329 kontrak penelitian sejak 2015-2023 yang terbagi dalam bidang seperti bionergi, budi daya, pangan dan kesehatan, oleokimia dan biomaterial, pascapanen dan pengolahan, serta lingkungan.

Udin juga menyinggung peran perguruan tinggi dalam menghasilkan penelitian berkualitas untuk mendukung perkembangan industri kelapa sawit secara berkelanjutan. Dia menyoroti pentingnya mengembangkan paket teknologi inovatif dan mekanisme otomasi untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi permasalahan tenaga kerja.

Berbagai pemangku kepentingan industri kelapa sawit mengikuti workshop ini. Selain dari pemerintahan dan praktisi industri sawit, hadir juga kalangan akademisi dari berbagai perguruan tinggi. Seperti Unila, UBL, Darmajaya, UIN Raden Intan Lampung, Universitas Terbuka, Universitas Teknokrat Indonesia, Poltekkes, Itera, Polman Bandung, Politeknik Cilacap, dan Politeknik Bengkalis.

Dengan kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemerhati industri kelapa sawit, workshop ini diharapkan menjadi wadah untuk berbagi ide, pengalaman, dan menciptakan solusi inovatif. Selain itu, acara ini diharapkan memberikan kontribusi positif dalam mendukung pertumbuhan sektor perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.


 

Komentar Via Facebook :