Jakarta, Elaeis.co - Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu serta sungai lainnya di Langkat Hulu, Kabupaten Langkat, dipenuhi tanaman kelapa sawit. Tidak hanya oleh masyarakat, kelapa sawit juga diduga ditanam hingga bibir sungai oleh perusahaan besar swasta maupun milik negara.

 
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumut, T Amri, mengatakan, DAS pada dasarnya adalah milik pemerintah dan dikelola untuk menjaga keasrian sungai agar bisa berfungsi untuk menyerap air hujan.

“Jadi DAS tidak bisa diusahakan. Kalau dikelola, pasti liar sifatnya. Apalagi oleh perkebunan, itu harus dipertanyakan,” katanya, dikutip Waspada.id.

Lebih lanjut dijelaskannya, DAS memiliki ukuran yang berbeda, tergantung wilayah yang dilintasi sungai. “Kalau di sekitarnya tidak ramai permukiman, itu bisa mencapai 20 sampai 25 meter dari pinggir sungai. Areal ini harus dilestarikan, tidak bisa dikelola,” tegasnya.

Pemerhati Lingkungan Langkat, Azhar Kasim, sependapat bahwa DAS merupakan areal yang harus dilestarikan, tidak boleh ditanami kelapa sawit maupun didirikan bangunan.

“DAS itu harus dihijaukan dengan tanaman keras, bukan tanaman sawit. Memang di Sungai Wampu ini, hampir seluruh DAS-nya dari hilir ke hulu sudah ditanami kelapa sawit,” ungkapnya.

“Kalau menurut saya, Sungai Wampu masuk dalam katagori DAS utama, sehingga areal yang perlu dijaga itu mencapai 100 meter dari bibir sungai,” pungkasnya.