Berita / Nasional /
BPS Catat Lonjakan CPO 20,68%, Volume Ekspor Naik Jadi 13,64 Juta Ton
Ilustrasi/Dok.elaeis
Jakarta, elaeis.co - Kinerja ekspor minyak sawit (CPO) dan turunannya terus menunjukkan tren positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru yang menunjukkan, nilai perdagangan CPO Indonesia naik 20,68% pada periode Januari–Juli 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik BPS 1 September 2025, pangsa ekspor CPO dan produk turunannya mencapai 9,21% dari total ekspor nasional.
Dari sisi volume, ekspor CPO dan turunannya tumbuh signifikan 10,95%, dari 12,29 juta ton pada Januari–Juli 2024 menjadi 13,64 juta ton pada periode yang sama tahun ini.
Seiring dengan kenaikan volume, nilai perdagangan CPO juga terkerek naik. Pada Januari–Juli 2024, nilai perdagangan CPO dan turunannya tercatat US$ 864,57 juta.
Namun, pada Januari–Juli 2025, angkanya menembus US$ 1,042 miliar, naik 20,68% dibandingkan periode sebelumnya.
Kenaikan ini memperkuat posisi CPO sebagai salah satu komoditas andalan Indonesia di pasar global, sekaligus menjadi motor penggerak utama ekspor nonmigas.
CPO dan turunannya tidak hanya menyumbang devisa signifikan, tapi juga mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan nasional.
Dalam laporan BPS, India tetap menjadi salah satu pasar utama bagi komoditas nonmigas Indonesia. Total ekspor nonmigas ke India mencapai US$ 10,87 miliar pada Januari–Juli 2025.
Dari jumlah tersebut, bahan bakar mineral (HS 27) mendominasi dengan nilai US$ 3,30 miliar (30,39%), diikuti lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) senilai US$ 2,20 miliar (20,26%), serta besi dan baja (HS 72) sebesar US$ 950 juta (8,73%).
Kinerja ekspor CPO yang meningkat pesat ini menegaskan peran strategis minyak sawit sebagai komoditas utama Indonesia di pasar global.
Lonjakan volume dan nilai ekspor tidak hanya menunjukkan ketahanan industri sawit nasional, tetapi juga kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan devisa negara.
Dengan capaian ini, CPO kembali menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain dominan di pasar minyak nabati global, sekaligus membuka peluang bagi industri hilir untuk meningkatkan produksi olahan dan ekspor bernilai tambah lebih tinggi.







Komentar Via Facebook :