Banda Aceh, Elaeis.co - Petani sawit di Aceh sudah sering mempertanyakan tentang perbedaan harga tanda buah segar (TBS) yang sangat jauh antara daerah itu dengan provinsi lain, terutama Sumatera Utara yang merupakan tetangga terdekat. Namun hingga kini belum ada jawaban pasti atas pertanyaan tersebut.

Walau begitu, Sekretaris Wilayah DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Aceh, Fadhli Ali, tetap bersyukur karena harga TBS di Aceh terus naik. Meski belum bisa menyamai harga TBS di Sumatera Utara, situasi saat ini sudah lebih baik dibanding sebelumnya.

Sama seperti di daerah lain, katanya, petani sawit di seluruh kabupaten/kota di Aceh juga sedang menikmati kenaikan harga TBS. “Berdasarkan laporan yang saya terima, harga TBS di sejumlah pabrik minyak kelapa sawit di berbagai kabupaten di Aceh terus naik. Artinya harga di tingkat petani juga ikut naik,” katanya kepada Elaeis.co, Kamis (7/10/2021).

Untuk periode hari Kamis ini, dia mendapat informasi bahwa di Kabupaten Aceh Jaya, PT Syaukat Agro dan PT Agro Sinergi Nusantara menetapkan harga TBS masing-masing Rp 2.245/kg dan Rp 2.115/kg.

Di Kabupaten Nagan Raya, PT Ujung Neubok Dalam (UND) membeli TBS Rp 2.200/kg, PT Surya Panen Subur (SPS) 2 Rp 2.200/kg, PT Fajar Baizury & Brothers (FBB) naik Rp 100 menjadi Rp 2.200/kg, PT Kharisma Iskandar Muda (KIM) naik Rp 50 menjadi Rp 2.070/kg, dan PT Ensem Lestari Jaya naik Rp 50 menjadi Rp 2.120/kg.

Dia juga mendapat informasi bahwa harga TBS di pabrik PT Mon Jambee di Kabupaten Aceh Barat Daya naik Rp 40 menjadi Rp 2.200/kg. “Padahal pabrik ini baru beroperasi bulan Agustus lalu,” sebutnya.

Ketua DPD APKASINDO Subulussalam, Netap Ginting, menambahkan, harga TBS di PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB) 2 juga naik Rp 50 menjadi Rp 2.470/kg, PT Runding Putra Persada (RPP) Singkil Rp 2.470/kg, PT Singkil Sejahtera Makmur (SSM) naik Rp 25 menjadi Rp 2.400/kg, dan PT Bangun Sempurna Lestari (BSL) naik Rp 25 menjadi Rp 2.400/kg.