Bengkulu, elaeis.co - Banyak petani di Provinsi Bengkulu menjual kebun kelapa sawitnya. Harganya antara Rp 50 juta hingga Rp 200 juta per hektare.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Provinsi Bengkulu, Bando Amin mengatakan, jual beli kebun kelapa sawit sebenarnya adalah hal yang wajar. Banyak petani butuh uang mengingat saat ini kondisi perekonomian mendapatkan tekanan dari dalam negeri dan luar negeri.

"Itu hal biasa, kalau petani lagi butuh uang, pasti mereka jual kebunnya," kata Bando, kemarin.

Ia mengaku, rata-rata kebun yang dijual petani kelapa sawit adalah yang sudah menghasilkan atau berbuah. 

"Ada yang menjual kebun dalam kondisi masih produktif, ada juga kebun yang mendekati masa-masa tidak produktif lagi," ujarnya.

Ia meminta masyarakat yang ingin membeli kebun kelapa sawit supaya teliti. Pastikan lahan kelapa sawit yang dibeli bebas dari sengketa dan memiliki sertifikat hak milik. "Jangan sampai tertipu karena membeli kebun bermasalah," tukasnya.

"Lebih parah lagi kalau kebun tersebut berada dalam kawasan hutan lindung. Makanya pikir baik-baik sebelum membeli," tambahnya.

Hal itu ditekankannya mengingat banyak petani menjual lahan kelapa sawit hanya mengandalkan Surat Keterangan Tanah (SKT). "Makanya beberapa petani menjual tanah dengan harga yang cukup murah, cuma Rp 50 juta per hektare," ungkapnya.

"Harus waspada, jangan lantaran murah malah tertipu, karena banyak mafia tanah di Bengkulu," tandasnya.