https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Jumlahnya Kurang, Tenaga Penyuluh Jadi Rebutan

Jumlahnya Kurang, Tenaga Penyuluh Jadi Rebutan

Ilustrasi penyuluhan pekebun sawit swadaya (Dok. SPKS)


Medan, Elaeis.co - Seperti petani lainnya, petani sawit juga sangat membutuhkan penyuluh sebagai pemberi solusi atas persoalan yang dihadapi saat merawat kebun. Sayangnya, saat ini jumlah tenaga penyuluh masih jauh dari cukup.

Kepala Dinas Perkebunan Sumut, Lies Handayani Siregar, mengatakan, petani sawit sangat membutuhkan tenaga penyuluh untuk melakukan pendampingan. Namun dinas yang dia pimpin tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi minimnya tenaga penyuluh.

"Sebab, pengadaan tenaga penyuluh merupakan wewenang pemerintah pusat," katanya kepada Elaeis.co, Selasa (17/8).

Sudahlah jumlahnya kurang, tugas penyuluh pun tidak ada yang spesifik. "Digabung semua ke pertanian. Padahal kita maunya tidak semuanya diarahkan ke komoditas pertanian saja," katanya.

Menurutnya, tanpa pendampingan, kinerja petani sawit berpotensi menjadi tidak terukur. "Misalnya petani sawit kita kasih benih namun tanpa ada pendampingan, aduh, majunya lama deh," ujarnya.

Melihat kondisi di lapangan, Lies berinisiatif melobi dinas terkait di jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut).

"Sabtu (14/8) kemarin kami bertemu dengan pihak Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan Sumut untuk membicarakan soal tenaga penyuluh ini. Kami bersikukuh harus ada tenaga penyuluh di lapangan bagi petani sawit," ungkapnya.

Lies tidak menutup pintu andai ada asosiasi perusahaan atau petani menawarkan bantuan tenaga penyuluh. "Tapi agak susah juga pertanggungjawabannya jika tidak berasal dari institusi yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pengadaan tenaga penyuluh," sebutnya.

Meski belum bisa dipastikan kapan, dia yakin pada waktunya pemerintah akan menyediakan tenaga penyuluh bagi para petani sawit. Jika jumlahnya tidak memadai, maka petani yang sudah dapat penyuluhan harus siap-siap menjadi penyambung lidah bagi petani lainnya.

"Maksudnya begini. Misalnya kami kasih bantuan benih, enggak lagi benih yang siap tanam, melainkan yang masih kecambah. Nanti para petani kita latih untuk merawat kecambah hingga menjadi benih siap tanam. Maka petani yang sudah dilatih itu harus menularkan ilmunya ke petani sawit lainnya," jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Sumut, Bahar, mengakui kurangnya tenaga penyuluh. "Bukan tak bisa kita kasih ke dinas perkebunan, tapi memang tenaga penyuluh kita pun kurang," katanya.

Menurutnya, jumlah tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), termasuk Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), di Dinas Pertanian Sumut hanya sekitar 4.000 orang. Para PPL itu ditempatkan di desa-desa. "Dan jumlah itu pun masih kurang bila dibandingkan dengan jumlah desa," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :